Harga Garam Tinggi, Produksi Ikan Asin Terbatas di Belawan

Sebarkan:
[caption id="attachment_77637" align="aligncenter" width="1024"] Produksi ikan asin[/caption]
Memasuki tiga bulan belakangan ini, harga garam yang didistribusikan kepada pengusaha ikan asin mengalami peningkatan mencapai 200 persen.

Tingginya harga garam membuat para kalangan pengusaha ikan asin membatasi produksi dan mengakibatkan harga ikan asin tinggi di pasaran.
Hal itu dikatakan salah satu pengusaha ikan asin di Kampung Kurnia, Belawan, Abun kepada wartawan, Kamis (4/5).

Diungkapkan Abun, tingginya harga garam sudah berlangsung selama 3 bulan belakangan ini, kenaikan garam yang biasanya seharga Rp 1000 perkilogram, kini sudah naik menjadi Rp 3000 perkilogram.

Dampak kenaikan garam membuat para pengusaha ikan asin terpaksa mengurangi produksi ikan asin hingga 50 persen dalam sehari. Akibatnya, harga ikan asin yang didistribusikan ke pasaran menjadi tinggi.

"Dengan harga garam tinggi, otomatis kita naikkan harga ikan asin. Jadi, kalau harga ikan asin tinggi, pasti permintaan konsumen menurun. Oleh karena itu, produksi kita kita batasi hingga 50 persen dari produksi sebelumnya. Begitu juga dengan tenaga kerja pun harus kita kurangi, jadi dampaknya pengangguran pun dialami bagi masyarakat yang ada di Belawan," kata Abun.

Dijelaskan pria berusia 46 tahun ini, kenaikan harga ikan asin yang mereka produksi mencapai 100 persen, misalnya, ikan asin Gulama Pisang seharusnya seharga Rp 20.000 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 40.000 ribu perkilogram.
Begitu juga dengan ikan asin lain seperti ikan asin Gabus biasanya seharga Rp 18.000 perkilogram, kini menjadi Rp 30.000 hingga Rp 40.000 ribu perkilogram.

Berdasarkan informasi yang mereka peroleh, kata Abun, tingginya harga garam diduga adanya ‎keterbatasan distribusi garam ke Belawan, yang diduga sebahagian garam didistribusikan ke wilayah Riau.

"Kita dapat informasi, garam banyak dibawa ke Riau, disana harga garam bisa tinggi diluar harga pasaran yang digunakan sebagai bahan pupuk, ‎sehingga garam ke Belawan dibatasi otomasi dengan terbatasnya garam ke Belawan maka pihak pabrik memberikan harga tinggi kepada pengusaha ikan asin di Belawan," ungkap Abun.

Seketaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut, Pendi Pohan‎ menyikapi permasalahan itu meminta kepada pemerintah khusunya dinas perdagangan untuk melakukan pengawasan terhadap distribusi garam ke Sumatera Utara khususnya Belawan.

Karena, ada dugaan yang diterima, kenaikan harga garam diduga adanya kepentingan oknum nakal untuk memperoleh keuntungan pribadi dari harga diluar pasaran.

"Bisa jadi ini karena dampak penimbunan atau garam - garam yang ada disitribusikan ke wilayah lain yang digunakan untuk ke perkebunan, sehingga memberikan dampak ke Belawan," kata Pendi Pohan.

Dijelaskan Pendi Pohan, sebagai pengurus di perhimpunan nelayan, dampak kenaikan harga garam mempengaruhi kepada para nelayan dan tenaga kerja bagi penjemur ikan asin.

"Kalau ini tidak segera diatasi atau diambil tindakan oleh pemerintah, maka pengangguran bakal bertambah, misalnya, nelayan harus membatasi melaut, begitu juga penjemur ikan asin dikurangi karena batasan produksi. Jadi sekali lagi, kita minta peran pemerintah segera mengawasi dampak dari kenaikan garam ini," tegas Pendi Pohan. (mu-1)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar