[caption id="attachment_79070" align="aligncenter" width="498"]
Zulkarnaen, petani sawit[/caption]
Tercatat pada pekan ini, harga penjualan tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) mengalami kenaikan tipis. Kendati harganya naik, petani sawit mengaku belum senang karena produksi sawitnya turun.
"Minggu ini, dari seluas empat hektare kebun sawit saya, hasil panennya menurun jadi 2,2 ton. Padahal, putaran yang lalu hasilnya masih bisa dapat sebanyak 2,6 ton," ujar Zulkarnaen, satu petani sawit di Desa Ujung Batu, Kecamatan Sosa, Sabtu (20/5).
"Memang, minggu ini penjualan sawit naik sebesar Rp. 20 perkilonya, jadi seharga Rp. 1.680 perkilo. Kalau putaran yang lalu, harganya masih sebesar Rp. 1.660. Penurunan hasil panen sawit petani di sini menurut saya, karena memang masim musim trek buah sawit," sebutnya.
Disebutkannya, kendati harga jual sawit mengalami kenaikan, hal tersebut belum membuat petani sawit di daerah ini merasa senang. "Soalnya biaya kebutuhan hidup semakin tinggi, apalagi menjelang bulan puasa. Sudah itu, kita juga masih harus memikirkan biaya perawatan kebun sawit," ujarnya.
Zulkarnaen, petani sawit[/caption]Tercatat pada pekan ini, harga penjualan tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) mengalami kenaikan tipis. Kendati harganya naik, petani sawit mengaku belum senang karena produksi sawitnya turun.
"Minggu ini, dari seluas empat hektare kebun sawit saya, hasil panennya menurun jadi 2,2 ton. Padahal, putaran yang lalu hasilnya masih bisa dapat sebanyak 2,6 ton," ujar Zulkarnaen, satu petani sawit di Desa Ujung Batu, Kecamatan Sosa, Sabtu (20/5).
"Memang, minggu ini penjualan sawit naik sebesar Rp. 20 perkilonya, jadi seharga Rp. 1.680 perkilo. Kalau putaran yang lalu, harganya masih sebesar Rp. 1.660. Penurunan hasil panen sawit petani di sini menurut saya, karena memang masim musim trek buah sawit," sebutnya.
Disebutkannya, kendati harga jual sawit mengalami kenaikan, hal tersebut belum membuat petani sawit di daerah ini merasa senang. "Soalnya biaya kebutuhan hidup semakin tinggi, apalagi menjelang bulan puasa. Sudah itu, kita juga masih harus memikirkan biaya perawatan kebun sawit," ujarnya.
Menurutnya, bila melihat perubahan iklim yang tidak menentu seperti saat sekarang ini. Petani sawit di sini memprediksikan kenaikan produksi TBS sawit akan terjadi pada bulan oktober mendatang.
Sementara itu, sejumlah suplier TBS sawit di sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) di Palas juga merasakan dampak penurunan produksi sawit di tingkat petani. Untuk tetap menjaga stabilitas pasokan TBS sawit ke PKS, para pemasok mencari pelanggan baru dari daerah lain.
"Memang, dalam minggu ini pasokan buah sawit kami dari pelanggan tetap mengalami penurunan, karena memang hasil panennya turun. Untuk menjaga pasokan atau menaikkan pasokan TBS sawit, kami cari pelanggan baru dari daerah luar," sebut F. Siregar, satu pekerja suplier di PMKS PT. KAS Sosa.
"Minggu yang lalu, pasokan TBS sawit kami rata-rata sebanyak 100 ton perharinya. Kini, setelah kami dapatkan pelanggan TBS sawit dari daerah Riau, pasokan sawit kami rata-rata sebanyak 130 ton perhari," sebutnya.
Untuk informasi harga papan TBS sawit di PKS, Sabtu (20/5). PKS PTPN IV Sosa, buah super di level Rp. 1.780/Kg, sebelumnya Rp. 1.720/Kg. Buah besar dihargai Rp. 1.760/Kg, sebrlumnya Rp. 1.700/Kg. Pada PKS PT. MSB Aek Tinga, buah utama Rp. 1.800/Kg, sebelumnya Rp. 1.770/Kg. Buah masyarakat dibayar Rp. 1.770/Kg, sebelumnya Rp. 1.750/Kg. PMKS PT. KAS Sosa, buah besar dibayar Rp. 1.700/Kg, sebelumnya Rp. 1.680/Kg dan buah kecil dibeli Rp. 1.500, sebelumnya Rp. 1.480.(pls-1)
