Pampangkan Wajah di Baliho, RHB Congkel Luka Lama

Sebarkan:
[caption id="attachment_78059" align="aligncenter" width="336"] Rudi Hartono Bangun[/caption]liho dan branding mobil pencalonan Bupati Langkat, membuat gerah mantan anak buahnya, Ramlan. Perbuatan di masa lalu mantan Ketua DPRD Langkat yang kini duduk di DPR RI itu, ternyata belum termaafkan. Hingga, pria yang mernah menjabat sebagai Kades itu menguak kembali lembaran hitam sang politisi Partai Demokrat tersebut.

Ramlan yang datang ke redaksi Metro Online bukan sekadar cakap. Tetapi membawa sebundelan berkas sekaitan dengan cerita masa lalu mereka, sewaktu masih hamonis hingga akhirnya pecah kongsi dan berunjung jadi musuh bebuyutan.
“Ini sudah cerita lama bang. Sampai-sampai aku sendiri sudah hampir mau melupakannya. Tapi entah kenapa kepahitan itu muncul lagi lantaran aku lihat mukanya di baliho-baliho. Mau mencalonkan lagi dia jadi Bupati Langkat. Mana mungkin aku terima, karena aku tahu siapa dia,” kata pria berkulit gelap itu mengawali pembicaraan dengan redaksi.

RHB--begitu dia biasa disebut--, dituduhnya terlibat dalam mega korupsi di Pemkab Langkat, khususnya di Dinas PU. “Ini yang aku tahu saja ya, coba bayangkan, dari total 83 paket pekerjaan yang ada di Dinas PU Langkat itu, 26 punya dia. Semua paket itu dikerjakan di Kecamatan Hinai degan total anggaran Rp6.935.000.000,” ujarnya seraya menunjukkan bukti-buktinya.
i
Dari pekerjaan itu, kata Ramlan, setidaknya negara dirugikan senilai Rp2.312.940.000. “Kenapa aku tahu dan punya berkas semua ini? Karena aku ini tadinya orang kepercayaannya. Tapi belakangan dia malah menjerumuskan aku. Bahkan aku sampai merugi seratusan juta lebih gara-gara proyek itu,” katanya seraya berjanji akan membeberkan lebih detail lagi terkat kasus tersebut.

Terpisah, RHB yang dihubungi redaksi, membantah atas tudbuhan itu. Lewat hubungan seluler pada Selasa (09/5/2017) dia mengatakan, kenapa dirinya yang ditanyakan terkait hal itu. “Memangnya yang kerja siapa? Kok saya pula yang ditanyai? Saya kan mana bisa kerja. Saya kan pejabat negara. Perusahaan saja nggak ada. Mana boleh bang. Sudah basi itu, bang. Ngarang-ngarang aja itu,” katanya seraya meminta pamit karena hendak rapat.(jhon)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar