Warga yang kesal dengan pabrik semen yang berdiri setengah tahun itu, meminta agar perusahaan berhenti beroperasi. Karena, dampak yang mereka alami sangat merugikan.
"Lihatlah, setiap malam suara mesinnya berisik. Kami susah tidur, kami minta perusahaan harus bertanggungjawab. Kalau tuntutan kami tidak dihiraukan, perusahaan harus tutup," teriak ibu - ibu yang membawa anak mereka.
Di sela - sela tuntutan itu, salah satu warga, Neti Herawati mengaku, sebelum perusahaan itu berdiri, mereka tidak pernah mengalami gangguan dari lingkungan maupun suara bising.
"Lihatlah anak saya, ini kulitnya gatal - gatal sejak adanya pencemaran debu dari perusahaan. Parahnya lagi, setiap jam 8 malam kami susah tidur karena suara bising," kata wanita berusia 48 tahun ini.
Masyarakat tetap bertahan ingin perusahaan bergerak dibidang semen yang berdiri sekitar 50 meter dari pemukiman warga untuk bertanggungjawab dan tidak mencemari lingkungan.
"Kami mau, jangan lagi ada suara bising. Jadi, kami tak mau lingkungan kami berdebu, kalau ini tidak dapat diselesaikan perusahaan, kami akan demo lagi kemari (PT Cemindo Gemilang)," ungkap warga.
Menanggapi hal itu, Polisi Masyarakat (Polmas) Kelurahan Sei Mati, Aiptu K Sitanggang mencoba menenangkan warga, dirinya meminta agar warga kembali ke rumah masing - masing dan akan membicarakan kepada pihak perusahaan.
"Masalah ini akan kami bicarakan dengan pihak perusahaan, beri waktu tempo sebulan agar masalah yang dihadapi ibu - ibu segera kita atasi. Mudah - mudahan dalam waktu dekat ini tidak ada lagi masalah, jadi mari kita bubar pulang ke rumah," sebut K Sitanggang yang didengar oleh warga.
Terpisah, Camat Medan Labuhan, Arrahman Pane dikonfirmasi mengenai permasalahan yang dihadapi warganya tak mau menjawab. Bahkan, ketika diberikan pesan singkat, orang nomor satu di Kecamatan Medan Labuhan ini terkesan tak peduli. (mu-1)