![]() |
| Kompleks Asia Megamas Medan Masuk Target Teroris |
Tersangka teroris yang ditangkap karena menyerang Mapolda
Sumut mengaku telah melakukan survei ke sejumlah lokasi yang menjadi target
teror di Kota Medan, salah satunya Kompleks Asia Megamas Medan.
Menanggapi adanya ancaman teror di Kompleks Asia Megamas,
Anggota DPRD Medan Hasyim SE, berharap masyarakat berperan dalam pencegahan
aksi teror.
"Selalu waspada bila ada orang asing di lingkungan
tempat tinggal masing-masing," kata Hasyim ketika dihubungi, kemarin.
Ketua DPC Partai PDI-Perjuangan Medan ini meminta,
pemerintah kota agar cepat tanggap dalam memandang ancaman tersebut, dengan
cara aktif memonitor lingkungan dan meningkatkan peran Kepling, Lurah, Camat
hingga SKPD demi mengantisipasi aksi teror.
"Jalin komunikasi dan tingkatkan kerjasama dengan
TNI/Polri dalam menjaga keamanan dari prilaku orang tidak bertanggung jawab.
Tingkatkan patroli dan razia, sehingga dapat meminimalisir tindakan teror yang
meresahkan masyarakat," kata Hasyim yang salah satu dapilnya di Kompleks
Asia Megamas.
Sementara, tokoh masyarakat Asia Megamas Mardiyah Siregar
mengaku terkejut setelah mendapat informasi bahwa tempat tinggalnya menjadi
salah satu sasaran rencana aksi teror.
Dia pun berharap ada peran aktif aparatur pemerintah
dalam menjaga keamanan, sehingga gerak-gerik pelaku teror terbatas dan mudah
diawasi.
"Tentunya kehadiran polisi sangat diperlukan, supaya
masyarakat merasa aman. Bila perlu tingkatkan razia secara besar-besar,"
harapnya.
Sebelumnya, Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto
dalam konferensi pers mengatakan, ada tiga dari empat terduga teroris ditangkap
hidup-hidup yang berperan melakukan survei lokasi.
"Mereka semua yang tertangkap ini berperan sebagai
tim survei dan dalam melakukan surveinya tidak hanya ke Polda Sumatera Utara.
Mereka juga melakukan survei di tempat-tempat lain," ujar Rikwanto di
Mabes Polri, Jakarta, kemarin.
Dia menjelaskan, Terduga teroris Syawaluddin Pakpahan
(43) menyuruh tersangka Firmansyah Putra Yudi (42) untuk melakukan survei di
Mako Brimob Polda Sumut dan Mako Kodam I Bukit Barisan.
Di Kodam Bukit Barisan, Firmansyah disebut menargetkan
anggota pos penjagaan sama seperti di Markas Sat Brimob Polda Sumut.
Syawaluddin juga melakukan survei di Mapolsek Tanjung
Morawa, Markas Bataliyon Zeni Tempur (Yonzipur), bersama tersangka Hendri
Pratama alias Boboy (20).
Boboy juga ikut memantau kondisi di Yon Zipur dengan
maksud membunuh dan merampas senjata api anggota pos yang berjaga.
Selain itu, lanjut Rikwanto, terduga teroris juga
menyebut telah melakukan survei di Kompleks Asia Megamas Medan dengan target
warga keturunan Tionghoa.
Adapun Boboy bersama Syawaluddin berperan mempelajari
Mapolda Sumut sepekan sebelum Syawaluddin dan Ardial Ramadhana (34) menyerang
Mapolda Sumut.
"Khusus untuk penjagaan Markas Polda Sumut, mereka
telah survei selama 1 minggu dan mereka mendapatkan kelemahan di pintu
tengah," ujar Rikwanto.
Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini mengatakan,
berkaitan dengan survei, ini merupakan pengakuan dari tiga pelaku yang
ditangkap hidup. menurutnya, masih perlu melakukan rekonstruksi untuk
memastikan kebenaran pengakuan para terduga teroris ini.
"Artinya kita gelarkan ke lapangan dari mana,
bagaimana, kapan (survei, red) itu dilakukan, (apakah, red) pagi, siang, sore
dan lain lain untuk dapat memastikan pengakuan mereka," pungkasnya.(sandy)

