- Sosialisasi Manfaat Tambahan Program BPJS Ketenagakerjaan
- Kolaborasi Garteks KSBSI, Genosta, JOIN Sumut
![]() |
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan |
BPJS Ketenagakerjaan bekerjasama dengan Garteks KSBSI, Generasi Kreatif Naposo (Genosta) Tapanuli Raya dan Jurnalis Indonesia (JOIN) Sumut, menggelar acara sosialisasi
manfaat tambahan program BPJS Ketenagakerjaan kepada lebih kurang 40 peserta,
Rabu hingga Jumat (2-4/8/2017) di Samosir Villa Ressort, Tuktuk, Kabupaten Samosir.
Ketua Panitia, Paraduan Pakpahan dalam laporannya
mengatakan, kegiatan ini berlangsung berkat kolaborasi Garteks KSBSI, Genosta
Tapanuli Raya, serta JOIN Sumut yang dihadiri lebih kurang 40 orang peserta
dari ketiga lembaga tersebut. “Saya berharap semua peserta yang hadir bisa
mendapat manfaat dan bisa mengenal BPJS Ketenagakerjaan ini lebih dalam lagi,”
katanya.
Sementara Rekson
Silaban SE, selaku Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan dalam sambutannya
menekankan agar masyarakat luas memahami bahwa BPJS ada ada dua. Yakni Kesehatan
dan Ketenagakerjaan. “Jadi kalau ada yang bermasalah soal layanan di rumah
sakit tidak dilayani dengan baik, itu bukan ke kita. Tapi ke BPSJ Kesehatan,”
sebutnya.
Mantan aktifis buruh itu berharap agar kegiatan ini bisa
melahirkan kader-kader BPJS TK yang benar-benar memahami seperti apa jaminan
sosial serta program-program yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan.
“Bantu sebarkan informasi agar masyarakat luas tidak
menilai BPJS Ketenagakerjaan ini sebagai tipu-tipu. Semua harus paham bahwa kita
hadir benar-benar untuk memberikan jaminan kepada rakyat Indonesia, khususnya pekerja.
Tidak harus pabrik, apa pun itu, termasuk nelayan, petani, sopir, tukang becak,
pedagang. Tidak boleh BPJS TK menolak orang mau masuk,” bebernya.
Ketua Majelis Pertimbangan Konfederasi Serikat Buruh
Indonesia (MPO-KSBI) itu juga menyayangkan masih tingginya angka ketidaksadaran
pekerja di Indonesia akan pentingnya masuk sebagai peserta BPJS TK. “Bahkan, berdasarkan
data organisasi ketenagakerjaan internasional (ILO), pekerja Indonesia lebih
banyak uangnya habis 30 persen untuk merokok. Sedangkan untuk menabung tidak
mau. Ini soal kesadaran kita,” katanya.
Diterangkannya, kesulitan-kesulitan seperti inilah yang sering
ditemui pihaknya dalam upaya menyadarkan untuk masuk BPJS TK. Terlebih karena masyarakat
sering tidak percaya. “Tapi setelah nanti ada yang kecelakaan, lalu dibayar
BPJS, baru percaya. Padahal, hilang tangan, diganti tangan, bahkan dicover
sampai bisa bekerja lagi,” sebutnya.
Karena itu, dengan kegiatan ini, dia berharap lahir
kader-kader BPJS Ketenagakerjaan yang bisa memberikan informasi yang benar
kepada masyarakat luas. “Tidak ada orang miskin gara-gara masuk BPJS TK. Kalau
tidak mau menabung, kan ada program paling rendah, yakni JKK dan JK, senilai Rp16.800.
ini sangat kecil jika dibandingkan dengan perlindungan yang anda butuhkan,”
katanya.
Dia juga berharap, agar kolaborasi Garteks, JOIN Sumut
dan Genosta ini bisa bersinerji dengan baik. “Kalau ada acara gini, langsung
diviralkan acaranya lewat akun-akun sosial kita. Itu bagian dari sosialiasi. Jangan
berita-berita kriminal yang dibesar-besarkan dan dikirim ke kita dan kepada
masyarakat luas. Biar berkurang berita-berita hoax itu, berita-berita kriminal
yang meninjukkan kesadisan-kesadisan,” pintanya.
Hingga berita ini dimuat redaksi, acara masih berlangsung
dengan sejumlah narasumber di antaranya, Kepalka Divisi Pengembangan Jaminan
BPJS Ketenagakerjaan Filemon Alilu Yakobus, Kabag Pelayanan BPJS TK Sumbagut dr
Suci Rahmad, Kepala Kantor Cabang BPJS Pematangsiantar Nurmansyah, Kepala KCP BPJS
TK Humbahas Hendrik Timbul.(red)