Terasi (Belacan), kebanyakan orang indonesia menyukainya. Sebab, makanan berbahan dasar udang kecepe ini memang sangat gurih sebagai bahan sambal. Tapi, tahukah ada jika belacan ini sangat tersohor hingga ke manca negara.
Terasi buatan Nazian (45) warga Pulau Kampai, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten langkat Sumatera Utara (Sumut), yang sudah sangat tersohor. Seperti Qatar, Malasyia, Brunai dan Singapura, adalah daerah penikmat belacan buatannya.
"Alhamdulillah, selain dalam negeri. Belacan (terasi) buatan saya sudah dieksport sampai ke luar negeri," kata pria beranak tiga ini bersyukur.
Dari usaha rumahan yang dilakoninya sejak 5 tahun lalu ini, papar dia, selain dapat menampung tenaga kerja disekitar rumah. Usaha ini juga yang membuatnya dikenal oleh orang dan meraup rezeki lebih hingga bisa menyekolahkan anak-anak.
Dari usaha ini juga, dirinya bisa membuat rumah yang ditempatinya saat ini. "Saya sangat bersyukur, selain bisa membantu warga sekitar. Usaha saya menghasilkan rezeki yang sangat luar biasa," ungkap dia bersyukur.
Untuk saat ini, dijelaskannya, dalam setahun dia bisa memproduksi terasi hingga 60 ton. Dan semua itu untuk disebarkan baik dalam kota maupun luar negeri. "Kalau untuk luar kota, kebanyakan peminat dari Aceh, Medan, Pekanbaru hingga Padang," paparnya.
Dimana, jelasnya, insfirasi pembuatan belacan atau terasi ini berawal dari warga tionghoa yang sempat membuka pabrik disana. Namun karena pabrik ini sudah tutup, dirinya mengembangkan usaha ini dan membuat home industri. "Awalnya sih gak dikenal bang. Tapi kini berkat kerjakeras, semua usaha saya terbayar," paparnya.
Dalam pembuatannya, diterangkan, bahan dasar adalah udang kecepe yang dimasukan dalam tong dicampur dengan garam. Lalau, bahan ini ditutup rapat dalam tong dan dibiarkan selama tiga hari. "Setelah semua menyatu, kita akan menggilingnya. Dan kemudian dijemur, lalu digiling lagi dan dicetak hingga berbentuk bulat," kata Nazia.
Mengenai harga, aku dia, untuk ukuran kecil, kita harus mengeluarkan uang Rp. 2000 dan ukuran sedang Rp. 5000 serta besar dihargai Rp. 10.000 saja. "Harga ini khusus untuk dalam negeri. Sementara untuk mancanegara harga kita naikan sedikit saja," tegasnya.
Dirinya sedikit memberi tips, kalau belacan yang asli dapat diketahui ketika digoreng. Kalau asli dia akan pecah dan tidak membatu. "Itu sedikit tips dari saya sih," jelas dia. (lkt-1)
Untuk saat ini, dijelaskannya, dalam setahun dia bisa memproduksi terasi hingga 60 ton. Dan semua itu untuk disebarkan baik dalam kota maupun luar negeri. "Kalau untuk luar kota, kebanyakan peminat dari Aceh, Medan, Pekanbaru hingga Padang," paparnya.
Dimana, jelasnya, insfirasi pembuatan belacan atau terasi ini berawal dari warga tionghoa yang sempat membuka pabrik disana. Namun karena pabrik ini sudah tutup, dirinya mengembangkan usaha ini dan membuat home industri. "Awalnya sih gak dikenal bang. Tapi kini berkat kerjakeras, semua usaha saya terbayar," paparnya.
Dalam pembuatannya, diterangkan, bahan dasar adalah udang kecepe yang dimasukan dalam tong dicampur dengan garam. Lalau, bahan ini ditutup rapat dalam tong dan dibiarkan selama tiga hari. "Setelah semua menyatu, kita akan menggilingnya. Dan kemudian dijemur, lalu digiling lagi dan dicetak hingga berbentuk bulat," kata Nazia.
Mengenai harga, aku dia, untuk ukuran kecil, kita harus mengeluarkan uang Rp. 2000 dan ukuran sedang Rp. 5000 serta besar dihargai Rp. 10.000 saja. "Harga ini khusus untuk dalam negeri. Sementara untuk mancanegara harga kita naikan sedikit saja," tegasnya.
Dirinya sedikit memberi tips, kalau belacan yang asli dapat diketahui ketika digoreng. Kalau asli dia akan pecah dan tidak membatu. "Itu sedikit tips dari saya sih," jelas dia. (lkt-1)