![]() |
Korban Mal Praktek : Badriah Daud (57), warga Geulumpang Sulu Timur, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, masih terbaring di kediamannya. Foto : Adi
|
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara, mendesak korban mal praktek, Badriah Daud (57), warga Geulumpang Sulu Timur, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, ditangani secara serius. Sebab wanita miskin yang mengalami salah transfusi darah ini masih terbaring tak berdaya di rumahnya.
“ Kasus yang menimpa korban Badriah, sudah hampir dua tahun belum selesai. Kita berharap agar kasus ini bisa cepat selesai dan jangan sampai kasus ini di tutup sebelum korban mendapatkan keadilan,” terang Muslem Hamidi, Ketua BEM Unimal, kepada Metro Online.
Dikatakannya, kejadian ini bermula ketika korban pada 29 Februari 2016, dirawat di RS Arun karena penyakit Diabetes Mellitus. Kemudian pada 3 Maret dilakukan tranfusi darah dengan golongan darah “B” dan saat proses tranfusi darah berlangsung Badriah langsung kejang-kejang serta besoknya mengalami mual-mual dan muntah. Pada 8 Maret Badriah kembali kejang-kejang dan pihak keluarga membawa kembali ke RS PT. Arun, karena kondisi yang sangat lemah kemudian dirawat di ruang kondesat dan esoknya dirawat di ruang ICU.
“ Malamnya petugas medis memberitahukan ke keluarga bahwa Badriah akan kembali dilakukan transfusi darah, pada saat inilah keluarga merasa ada kejanggalan karena golongan darah yang di transfusikan adalah golongan darah “O”,” jelasnya.
Untuk itu sebut mahasiswa ini, dirinya berharap adanya kejelasan yang terang efek atas kesalahan dari salah transfusi darah tersebut, Karena sampai saat ini korban masih pesakitan. “ Jadi perlu agar dilakukan pemeriksaan kembali apakah korban sudah selesai dengan penyakit yang di duga akibat salah transfusi darah atau memang efek dari itu masih berakibat sampai dengan saat ini. Ini butuh kejelasan,” tanyak Muslem Hamidi.
Lanjutnya, keluarga korban saat ini sangat membutuhkan penanganan medis lanjutan. Karena sampai saat ini keluarga korban merasa korban ditelantarkan. Keluarga mengharapkan ada bantuan uluran tangan dari berbagai pihak demi kesembuhan korban.
Dikatakannya, keluarga korban mengakui ingin melakukan check-up agar dapat memastikan apakah efek dari salah transfusi darah tersebut masih mempengaruhi kondisi kesehatan korban yang sampai saat ini masih terbaring sakit di rumah, namun keluarga korban terkendala dengan kondisi keuangan, mereka berharap pemeriksaan tersebut sebaiknya jangan di lakukan disini (Aceh-red) tetapi seperti ke Penang (Malaysia).
“ Korban sudah pernah di bawa ke rumah sakit di Banda Aceh untuk dilakukan pemeriksaan, namun hasilnya tidak ada kesembuhan. Kita berharap pihak pemerintah bisa turut andil membantu kasus ini,” pinta Ketua BEM Unimal menambahkan agar pihak rumah sakit bisa berhati-hati dan menghargai masyarakat khususnya masyarakat dari kalangan biasa dalam memberikan pelayanan tentunya ini tidak bisa di beda-beda kan.
“ Kita sesama manusia tentunya punya asas kemanusiaan yang mesti di perhatikan,” jelas Muslem.(Adi)
“ Malamnya petugas medis memberitahukan ke keluarga bahwa Badriah akan kembali dilakukan transfusi darah, pada saat inilah keluarga merasa ada kejanggalan karena golongan darah yang di transfusikan adalah golongan darah “O”,” jelasnya.
Untuk itu sebut mahasiswa ini, dirinya berharap adanya kejelasan yang terang efek atas kesalahan dari salah transfusi darah tersebut, Karena sampai saat ini korban masih pesakitan. “ Jadi perlu agar dilakukan pemeriksaan kembali apakah korban sudah selesai dengan penyakit yang di duga akibat salah transfusi darah atau memang efek dari itu masih berakibat sampai dengan saat ini. Ini butuh kejelasan,” tanyak Muslem Hamidi.
Lanjutnya, keluarga korban saat ini sangat membutuhkan penanganan medis lanjutan. Karena sampai saat ini keluarga korban merasa korban ditelantarkan. Keluarga mengharapkan ada bantuan uluran tangan dari berbagai pihak demi kesembuhan korban.
Dikatakannya, keluarga korban mengakui ingin melakukan check-up agar dapat memastikan apakah efek dari salah transfusi darah tersebut masih mempengaruhi kondisi kesehatan korban yang sampai saat ini masih terbaring sakit di rumah, namun keluarga korban terkendala dengan kondisi keuangan, mereka berharap pemeriksaan tersebut sebaiknya jangan di lakukan disini (Aceh-red) tetapi seperti ke Penang (Malaysia).
“ Korban sudah pernah di bawa ke rumah sakit di Banda Aceh untuk dilakukan pemeriksaan, namun hasilnya tidak ada kesembuhan. Kita berharap pihak pemerintah bisa turut andil membantu kasus ini,” pinta Ketua BEM Unimal menambahkan agar pihak rumah sakit bisa berhati-hati dan menghargai masyarakat khususnya masyarakat dari kalangan biasa dalam memberikan pelayanan tentunya ini tidak bisa di beda-beda kan.
“ Kita sesama manusia tentunya punya asas kemanusiaan yang mesti di perhatikan,” jelas Muslem.(Adi)