Setelah Kota Medan, Sumatera Utara dihebohkan dengan julukan 'Kota Sejuta Lobang' kini kembali didera masalah dengan adanya Krisis Air Bersih.
Dengan adanya krisis air bersih, sebagian warga Kota Medan resah. Sebab, warga tak bisa melakukan aktivitas bersih-bersih di rumah lantaran air tak mengalir.
Satu minggu belakangan ini, debit air minim, bahkan tak mengalir ke beberapa wilayah seperti Kecamatan Medan Johor, Medan Amplas, Medan Kota, Medan Area, Medan Perjuangan dan beberapa Kecamatan lainnya.
Warga Jalan Air Bersih, Kecamatan Medan Kota, Anton Pakpahan menjelaskan, tempatnya sudah seminggu air mati mulai dini hari hingga sore. Hal ini pun membuatnya menumpang mandi ke rumah tetangga yang menggunakan pompa air.
"Air mati ada waktunya, tapi belakangan ini matinya dari pagi sampai sore, bahkan sampai malam. Mau pergi kerja terpaksa menumpang mandi ke rumah tetangga yang pakai pompa air," ungkapnya, Selasa (24/10/2017).
Sementara, warga di Jalan AR Hakim, Kecamatan Medan Area terpaksa rebutan air di Kantor Cabang Pembantu PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai, yang kebetulan disana ada sebuah sumur penampungan air bersih.
Ratusan warga berdatangan membawa wadah penampung air untuk mengambil air bersih seadanya. Warga tampak berdesakan mencelupkan wadah kedalam sumur berisi air bersih tersebut.
"Sudah sejak kemarin air di rumah kami mati. Sampai pagi ini, air pun tak juga mengalir," ujar warga Jalan AR Hakim, Doni.
"Harapan kami air bersih bisa kembali mengalir lah. Kalau begini terus, kan susah juga masyarakat," tambahnya.
Terkait persoalan krisis air bersih ini, PDAM Tirtanadi mengklaim ada kerusakan pipa yang bocor di kawasan Delitua.
Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi, Delviyandri mengatakan, mengenai penyebab kerusakan pipa adalah karena adanya semacam water hummer yang membuat pipa dari bahan fiber itu rusak.
"Secara teknis, penyebab rusaknya pipa adalah terjadinya lonjakan air atau tekanan secara tiba-tiba yang disebut juga water hummer. Ini bisa disebabkan matinya aliran listrik sehingga aliran air terhenti secara tiba-tiba dan kemudian hidup kembali menggunakan genset," ujarnya.
Ditambahkannya, aliran air yang berjalan tiba-tiba mengakibatkan goncangan dalam pipa yang terbuat dari fiber. Bahan pipa itu rentan dengan goncangan, maka terjadilah kebocoran.
"Ke depan mungkin akan ada upaya relokasi pipa sekaligus mengganti bahan pipa. Ini tentu membutuhkan biaya sangat mahal, tapi tentu saja tetap harus dipikirkan," pungkasnya. (Sandy)
Sementara, warga di Jalan AR Hakim, Kecamatan Medan Area terpaksa rebutan air di Kantor Cabang Pembantu PDAM Tirtanadi Cabang Medan Denai, yang kebetulan disana ada sebuah sumur penampungan air bersih.
Ratusan warga berdatangan membawa wadah penampung air untuk mengambil air bersih seadanya. Warga tampak berdesakan mencelupkan wadah kedalam sumur berisi air bersih tersebut.
"Sudah sejak kemarin air di rumah kami mati. Sampai pagi ini, air pun tak juga mengalir," ujar warga Jalan AR Hakim, Doni.
"Harapan kami air bersih bisa kembali mengalir lah. Kalau begini terus, kan susah juga masyarakat," tambahnya.
Terkait persoalan krisis air bersih ini, PDAM Tirtanadi mengklaim ada kerusakan pipa yang bocor di kawasan Delitua.
Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi, Delviyandri mengatakan, mengenai penyebab kerusakan pipa adalah karena adanya semacam water hummer yang membuat pipa dari bahan fiber itu rusak.
"Secara teknis, penyebab rusaknya pipa adalah terjadinya lonjakan air atau tekanan secara tiba-tiba yang disebut juga water hummer. Ini bisa disebabkan matinya aliran listrik sehingga aliran air terhenti secara tiba-tiba dan kemudian hidup kembali menggunakan genset," ujarnya.
Ditambahkannya, aliran air yang berjalan tiba-tiba mengakibatkan goncangan dalam pipa yang terbuat dari fiber. Bahan pipa itu rentan dengan goncangan, maka terjadilah kebocoran.
"Ke depan mungkin akan ada upaya relokasi pipa sekaligus mengganti bahan pipa. Ini tentu membutuhkan biaya sangat mahal, tapi tentu saja tetap harus dipikirkan," pungkasnya. (Sandy)