Bupati Asahan Taufan Gama Simatupang menegaskan bahwa Pemkab Asahan tidak anti kritik. Hanya saja, kritik hendaknya ditujukan kepada kebijakan, program kerja dan kinerja Pemkab Asahan secara profesional.
Hal itu ditegaskan Taufan melalui Asisten II Jhon Hardi Nasution saat membuka acara Pelatihan Jurnalistik kepada 100 wartawan di Asahan, Kisaran, Senin (11/12/2017) sekira pukul 09.00 wib. “Pemkab Asahan siap dikritik. Tapi kritik membangun, proporsional dan sesuai kaidah jurnalistik,” kata Jhon Hardi.
Jhon Hardi mengatakan, funsi pers sebagai penyebarluasan informasi tidak terelakkan saat ini. Pers sudah dianggap sebagai poros informasi karena mudah dan cepat diakses. Pers, dalam perkembangannya juga berfungsi sebagai pembentuk opini publik, yang berdampak pada naik turunnya pandangan masyarakat terhadap kinerja pemerintah.
Karena itu, Pers diharapkan mampu menyajikan berita secara akurat, netral dan berimbang. Sehingga peranan pers sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dapat tercapai dengan baik.
“Sajikan berita secara faktual, akurat, netral dan berimbang. Dengan demikian, informasi yang diberikan tidak menyesatkan masyarakat. Jangan provokatif. Eksposlah berita berita yang membangun dan menyentuh hati masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ashahan Indra Sikoembang menjelaskan, bahwa kegiatan itu bertujuan untuk menambah pemahaman tentang bagiamana menulis yang baik kepada wartawan di Asahan.
Sebab, masih banyak wartawan yang dilnilai melakukan kesalahan, seperti cara penulisan, konfirmasi dan hal hal terkait jurnalistik lainnya, sesuai dengan kode etik jurnalistik (KEJ) dan Undang Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Selain sebagai pembekalan, kegiatan ini adalah untuk penyegaran bagi kawan kawan wartawan di Asahan terkait jurnalistik,” ucapnya.(rial)
Karena itu, Pers diharapkan mampu menyajikan berita secara akurat, netral dan berimbang. Sehingga peranan pers sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dan masyarakat dapat tercapai dengan baik.
“Sajikan berita secara faktual, akurat, netral dan berimbang. Dengan demikian, informasi yang diberikan tidak menyesatkan masyarakat. Jangan provokatif. Eksposlah berita berita yang membangun dan menyentuh hati masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ashahan Indra Sikoembang menjelaskan, bahwa kegiatan itu bertujuan untuk menambah pemahaman tentang bagiamana menulis yang baik kepada wartawan di Asahan.
Sebab, masih banyak wartawan yang dilnilai melakukan kesalahan, seperti cara penulisan, konfirmasi dan hal hal terkait jurnalistik lainnya, sesuai dengan kode etik jurnalistik (KEJ) dan Undang Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Selain sebagai pembekalan, kegiatan ini adalah untuk penyegaran bagi kawan kawan wartawan di Asahan terkait jurnalistik,” ucapnya.(rial)