Demi mengembalikan icon Kota Binjai dan meningkatkan perekonomian para petani, sejumlah petani di Kota Binjai mencoba membudidayakan lada perdu.
Salah satunya yakni petani yang ada dikawasan jalan Pacul, Lingkungan V, Kelurahan Cengkeh Turi, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai.
Salah satunya adalah Supriantono. Dengan memanfaatkan luas lahan yang cukup minim, Supriantono atau yang akrab disapa Romo ini mencoba membudidayakan tanaman lada perdu bersama teman-teman sekampungnya.
Dikatakannya, ide timbulnya membudidayakan tanaman lada perdu ini berawal dari nama salah satu daerah yang ada di Kota Binjai, yakni Kelurahan Kebun Lada.
“Kita heran, kenapa ada nama daerah kebun lada di Kota Binjai, namun tidak ada satupun kebun lada yang ada di daerah tersebut. Bahkan, petani di daerah Kelurahan Kebun Lada tak satupun membudidayakan lada,” ujar Supriantono.
Atas hilangnya icon Kota Binjai tersebut, lanjut Supriantono, maka dirinya bersama teman temannya mencoba membudidayakan lada perdu, hal ini dilakukannya untuk mengembalikan salah satu icon Kota Binjai yang dulunya sempat menjadi salah satu daerah penghasil lada terbesar.
"Binjai ini sempat menjadi salah satu penghasil lada terbesar. Bahkan, karena salah satu daerah penghasil lada, maka salah satu daerah di Kota Binjai ada yang bernama Kelurahan Kebun Lada,” katanya.
Dirinya juga berharap agar Pemerintah Kota Binjai mau memberikan dukungan untuk pembudidyaan lada perdu tersebut.
Selain itu, para petani di Kota Binjai juga harus membudidayakan lada perdu yang merupakan kebanggaan Kota Binjai.
“Pemerintah Kota Binjai saya harap mau memberikan dukungan agar budidaya lada perdu ini berkembang di Kota Binjai, karena, selain perawatannya yang mudah, lada perdu ini juga dapat bertahan selama 35 tahun dan akan terus menghasilkan buah, sehingga, perekonomian para petani yang ada di Kota Binjai ini menjadi makmur,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Supriantono, budidaya lada perdu tersebut tidak harus memiliki lahan yang luas. Dengan luas lahan yang minim, petani juga dapat membudidayakan lada perdu.
Sebab, lada perdu tidak menjalar, melainkan tumbuh di bawah seperti tanaman lainnya.
“Lada perdu ini tidak menjalar, dia tumbuh di bawah, jadi meski lahan kecil, petani masih bisa membudidayakannya dan insyaallah, penghasilan dari lada perdu ini cukup menjanjikan dan dapat meningkatkan perekonomian,” paparnya.
“Kemarin kami mendapatkan permintaan dari luar Indonesia untuk menyediakan sedikitnya 15 ton lada perdu untuk di ekspor, namun, karena minimnya petani lada di Kota Binjai dan minimnya lahan kami sebagai petani lada perdu, sehingga permintaan tersebut tidak dapat kami penuhi. Padahal, itu merupakan peluang besar, oleh karena itu kita sangat berharap dukungan Pemerintah Kota Binjai dalam budidaya lada perdu ini,” lanjutnya.
Sementara itu, Yhudi William, salah satu tokoh pemuda Kota Binjai yang peduli dengan pembudidayaan lada perdu ini mengatakan, dengan mengembalikan kejayaan Kota Binjai yang dulunya sebagai salah satu daerah penghasil lada terbesar, maka, Pemerintah Kota Binjai harus memberikan dukungan kepada petani lada yang ada di Kota Binjai.
“Pemerintah Kota Binjai harus turut serta dalam pembudidayaan lada perdu ini, agar lahan-lahan tidur yang ada di Kota Binjai ini dapat dimanfaatkan petani untuk membudidyakan lada perdu,” terangnya.
Selain itu, Yhudi juga berharap, dengan pembudidyaan lada perdu ini dapat menciptakan wisata agro di Kota Binjai.
“Di Binjai sudah ada wisata kuliner, nah, kita mau buat wisata agro, jadi warga Binjai tidak perlu jauh-jauh lagi jika ingin menikmati wisata agro, oleh karena itu, kita harap Pemerintah Kota Binjai mau memberikan dukungannya terhadap budidaya lada ini,” cetusnya. (Hendra)