![]() |
Pertemuan Ormas Islam dengan perwakilan FIF Group dan BSM |
BINJAI-Perwakilan Ormas Islam dan organisasi mahasiswa se-Kota
Binjai menggelar pertemuan dengan pihak Manajemen Binjai Supermall (BSM) dan
FIF Group di lantai empat Kantor BSM, Selasa (16/10/2018) siang.
Pertemuan dilakukan untuk mengklarifikasi perihal acara
yang diselenggarakan FIF Group saat event Safari FIF Group yang menampilkan
LGBT yang tidak mendidik di BSM pada Minggu (14/10/2018) kemarin.
Pertemuan dihadiri Kanit Intel Polsek Binjai Timur Aiptu
Zulkifli Panjaitan, Ketua GNPF Ulama Binjai Sanni Abdul Fattah, Naldi Pengurus
majelis ilmu Binjai, Eko Sujatmiko Penguru Pemuda Muslim Indonesia, Surya
Syahputra Pengurus Kajian Islam Kaffah, Syaifullah pengurus FUI Binjai,
Pengurus Binjai Sedekah Bersama perwakilan BEM Binjai, pihak FIF Group dan
pihak Manajemen Binjai Supermall (BSM).
GNPF Ulama Binjai, Ustadz Sanni Abdul Fattah mengatakan
sangat prihatin dan resah dengan event Safari FIF Group yang menampilkan LGBT
yang tidak mendidik. "Kami dan masyarakat Kota Binjai merasa prihatin dan
resah dengan adanya salah satu sesi acara yang tidak layak. Kami juga merasa
kecolongan dengan acara seperti ini,” katanya.
Sanni berharap acara event Safari FIF Group yang
menampilkan LGBT yang tidak mendidik yang diselenggarakan di BSM tidak terulang
kembali. "Semoga pihak terkait dapat belajar dari acara ini dan meminta
maaf kepada umat islam Binjai," katanya.
Pengurus FUI Kota Binjai, Syaifullah Sa'aba mengatakan
situasi bangsa kita sedang kacau. Jadi jangan lagi membuat hal-hal yang dapat
memicu kontroversi. "Kami terus terang mengutuk acara itu. Saya sudah
hubungi ahli hukum untuk meneruskan persoalan ini ke jalur hukum. Duo Srigala
saja kami tolak. Masak keberadaan LGBT bisa dibebaskan di Kota Binjai,"
ucapnya dengan suara lantang.
Syaifullah juga meminta pihak Manajemen Binjai Supermall
(BSM) dan FIF Group meminta maaf kepada kepada MUI, dan umat Islam karena menurutnya
cara tersebut sudah menodai wajah Islam dan Kota Binjai.
"Kalau saya ada di situ, saya bunuh mereka. Urusan
hukum. Saya siap mempertanggungjawabkannya. Kalian harus datang minta maaf
kepada MUI, dan ormas Islam, serta meminta maaf kepada umat Islam Kota Binjai
lewat klarifikasi melalui media massa. Jika tidak kami akan menempuh jalur
hukum," tegasnya.
Di tempat yang sama pengurus Lembaga Kajian Islam Kaffah,
Surya Syahputra juga sangat terkejut sekaligus kecewa dengan acara event Safari
FIF Group yang menampilkan LGBT yang tidak mendidik. "Saya terus terang
sangat kaget dan marah ketika mengetahui acara itu dilaksanakan di Binjai. Saya
takut azab Allah terjadi di Binjai. Saya juga meminta kepada seluruh pihak agar
membuat kegiaran amal tanpa ada unsur maksiat," pintanya.
Sementara itu perwakilan Sigit Putra, Edi Kurniawan dan
Fazaruddin dari FIF Group mengatakan acara diselenggarakan merupakan
Sosialisasi dan perkenalan produk FIF Group. Binjai menjadi kota ke-19 di
Sumatera yang menyelenggarakan acara tersebut yang berisi acara hiburan. Ada
lomba modern dance, donor darah, service gratis.
Kata mereka, pihaknya bersama EO minta maaf kepada
seluruh masyarakat Kota Binjai, jika ada hal yang tidak etis bagi masyarakat
Kota Binjai. “Ini adalah pelajaran berharga bagi FIF Group,” tukas mereka.
Senada dengan FIF Group, Manajemen BSM yang diwakili oleh
Yoyana, Zulfi Hendri, Diniasih Nasution, serta beberapa orang lainnya juga
meminta maaf atas ketidaknyaman masyarakat atas acara yang diselenggarakan FIF
Group.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan, serta kesan
dan pandangan negatif dari masyarakat. Ini sebenarnya kegiatan amal yang
dirangkai dengan promosi produk dan hiburan. Kami pun tidak ada niat melegalkan
acara yang memanfaatkan komunitas ilegal. Ini pelajaran bagi kami untuk lebih
berhati-hati dan tidak melaksanakan acara yang memicu polemik. Sebab kami juga
ingin membangun Binjai menjadi lebih baik dan diridhoi Allah SWT," kata
pihak Manajemen BSM tersebut.
Kanit Intel Polsek Binjai Timur Aiptu Zulkifli Panjaitan
yang menjembatani pertemuan tersebut mengatakan, agenda mediasi yang dilakukan ini
sangat positif. Sebab ini bagian dari kontrol ulama dan masyarakat.
"Jadikan ini sebagai pembelajaran bagi penyelenggara.
Bagi anggota ormas saya harap, mengutarakan pendapat dan protes dengan kepala
dingin. Jangan sampai ada intimidasi dan kekerasan," harapnya. (Ismail)