![]() |
Pencarian lanjutan oleh Basarnas |
JAKARTA │Tim
Basarnas dan tim KNKT masih terus melaksanakan operasi dengan intensitas
tinggi. Pagi tadi, Kamis (8/11/2018), setelah melaksanakan briefing, tim
Basarnas yang beroperasi di sektor prioritas 1 langsung melakukan penyelaman di
titik-titik yang telah ditentukan.
Kapal Baruna Jaya I milik BPPT menjadi center operasi.
Kapal ini dilengkapi dengan peralatan canggih, seperti Scan Side Sonar, Multi
Beam Echo Sounder (MBES), Ping Locator untuk mendeteksi bagian black box
Cockpit Voice Recorder (CVR), dan Remotely Operated Underwater Vehicle (ROV).
Target operasi hari ini sampai 2 hari ke depan adalah
mencari korban yang diduga masih berada di dasar laut, di sekitaran puing dan
serpihan pesawat, dengan radius 250 meter. Sementara tim KNKT mencari CVR.
"Target operasi SAR tim Basarnas adalah melakukan penyapuan, baik di dasar
laut maupun di permukaan untuk mencari korban," tegas Kabasarnas, M Syauqi.
Terkait pencarian CVR, menjadi tanggung jawab KNKT.
Namun, antara Basarnas, KNKT, dan BPPT tetap bersinergi di lapangan, tetap
solid, dan bahu membahu di lapangan. "Basarnas siap dengan para
penyelamnya jika KNKT dan BPPT nanti berhasil mendeteksi atau menemukan posisi
black box," terangnya.
Dijelaskan sebelumnya, ping locator sempat mendeteksi
sinyal bagian black tersebut, namun lemah. Sumber sinyal itu sulit dipastikan
posisinya mengingat dasar laut terdapat lumpur yang kedalamannya lebih dari 1
meter.
Sementara pada prioritas 2, melaksanakan penyapuan di
area sekitar center point hingga penyapuan samapai garis pantai Tanjung Pakis
untuk mencari korban yang kemungkinan hanyut terbawa arus.
Pada operasi hari ke-11 ini, tim SAR mengerahkan Baruna
Jaya I dari BPPT yang di dalamnya terdapat tim sari KNKT, KN SAR Basudewa
sebagai On Scene Coordinator, KN. SAR Sadewa sebagai SAR Unit (SRU), KN SAR
Drupada sebagai SRU dan 2 unit Rubber Inflatable Boat (RIB), serta 40 personil
penyelam dari Basarnas Special Group (BSG).
Seperti diberitakan sebelumnya, Kabasarnas Marsdya TNI M
Syaugi selaku SAR Coordinator (SC) memperpanjang 3 hari lagi proses pencarian
korban Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang jatuh di Perairan
Karawang. Perpanjangan dilaksanakan setelah evaluasi dan adanya masukan-masukan
faktual dari lapangan. Perpanjangan waktu tersebut dilaksanakan untuk
memastikan bahwa sudah tidak ada lagi korban yang harus dievakuasi, baik di
dasar laut maupun di permukaan.
Tim SAR yang dikerahkanpun terbatas, hanya dari internal
Basarnas dan tim dari KNKT yang punya kepentingan mencari dan menemukan CVR
dengan mengerahkan Kapal Baruna Jaya I milik BPPT.
Pada konferensi pers di Posko Terpadu JICT 2 Pelabuhan
Tanjung Priok Rabu siang, Kabasarnas juga mengucapkan terimakasih dan
penghargaan serta apresiasi yang tinggi atas sinegitas, dedikasi, dan kerjasama
yang solid di lapangan kepada seluruh potensi SAR yang terlibat selama operasi,
masing-masing dari unsur TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea
Cukai, Bakamla, KKP, Pertamina, Indonesia Diver Rescue Team, POSSI, dan tim
pendukung lainnya seperti PMI, Dinas Kebersihan, dan lainnya. Terkait up date jumlah
kantonh jenazah yang berhasil dievakuasi hingga Rabu, (7/11/2018) pukul 20.00
WIB, sebanyak 187 kantong jenazah.
"Satu kantong jenazah telah diberi label oleh tim
DVI yang ada di posko terpadu, selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit
Polri," terang Kepala Bagian (Kabag) Humas CNN Sinaga.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air PK-LQP
dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami
kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional
Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat dengan personal on board
sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat. (red)