![]() |
Sebelum berangkat, Kabasarnas memimpin briefing di Posko Terpadu |
JAKARTA │Kabasarnas
Marsdya TNI M Syaugi kembali memimpin operasi SAR di LKP (Last Know Position).
Kabasarnas berangkat dari Posko Terpadu menggunakan KN SAR Sadewa 234 Jakarta,
Jumat (2/11/2018) pukul 08.30 WIB.
"Pencarian kami fokuskan di area sekitar penemuan
bagian black box kemarin untuk mencari badan pesawat yang lebih besar,
mengevakuasi korban, sekaligus mencari bagian black box lainnya (Cockpit Voicer
Recorder). Semoga, hari ini kita mendapat hasil yang lebih signifikan
lagi," tegas Kabasarnas.
Sebelum berangkat, Kabasarnas memimpin briefing di Posko
Terpadu, terkait perencanaan operasi SAR hari ini.
Hingga pagi ini, tim SAR telah berhasil mengevakuasi 65
kantong jenazah yang telah diberi label dan dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati
untuk diidentifikasi lebih lanjut. Tim SAR yang terlibat dalam operasi masih
sama, dari Basarnas, unsur TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, BPPT, KNKT,
Bakamla, Pertamina, Bea Cukai, masyarakat termasuk nelayan, dan potensi
lainnya.
Dari lokasi pencarian, Basarnas telah membagi tugas semua
asset yang terlibat dalam operasi, dimana terbagi dalam 2 sektor atau prioritas
pencarian. Pada sektor 1, tim SAR melaksanakan pencarian dengan search pattern
(pola pencarian) creeping. Pada search area prioritas 2, tim SAR menggunakan
pola pencarian pararel.
Pada sektor 1, kapal-kapal yang beroperasi dilengkapi
dengan alat pendeteksi bawah air seperti Multi Beem Echo Sounder (MBES), Side
Scan Sonar, Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV), dan Ping Locator untuk
mendeteksi sinyal dari black box. Peralatan-peralatan tersebut terpasang di 5
kapal, masing-masing KRI Rigel, Rescue Boat (RB) 206 Kantor SAR Bandung, Baruna
Jaya BPPT, Kapal Dominos dan Teluk Bajau (Victoria) milik Pertamina. Pada sektor
ini juga mengerahkan penyelam-penyelam dari Basarnas, Denjaka, Kopaska, Taifib,
Marinir, Indonesia Diver, dan POSSI sebanyak 119 personil.
Sementara di sektor 2, terdapat 40 kapal lebih dari
Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, Polair, KPLP, Bea Cukai,
ditambah kapal-kapal nelayan dan Potensi SAR lainnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air dengan
nomor penerbangan JT 610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan
13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta,
Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang
itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat.
Sementara itu, Lion Air juga menerima konfirmasi dari
BASARNAS sehubungan penemuan black box pesawat dan sudah diserahkan ke pihak
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Lion Air hingga saat ini tetap melakukan pendampingan
kepada keluarga (family assistant) pada setiap posko JT-610.
Beberapa manajemen Lion Air hari ini juga berada di posko
Cawang, posko RS POLRI, Jakarta Timur dan Tanjung Priok, Jakarta Utara guna
memberikan dukungan moril kepada keluarga penumpang, kru serta tim evakuasi.(red)