![]() |
Satu titik badan jalan Provsu di Palas yang rusak parah dan belum bermartabat. |
PALAS│Hingga
menjelang akhir tahun 2018, kondisi dan keadaan badan jalan Provsu yang
terbentang sepanjang daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas), sampai kini masih
amburadul dan belum bermartabat.
Pantauan wartawan, hingga Rabu (14/11/2018), sejumlah
titik-titik vital pada ruas badan jalan Provsu di daerah ini masih terbilang
rusak parah, mulai dari perbatasan Palas-Rohul, Riau hingga perbatasan
Palas-Paluta. Begitu juga kondisi badan jalan Provsu di Simpang Sosa II hingga
ke Papaso, serta badan jalan Provsu Sibuhuan-Sosopan, yang kian membahayakan
pengguna jalan.
Menanggapi hal ini, Ketua DPD KNPI Palas, Risman Hasibuan
menyatakan, keadaan buruknya sarana infrastruktur badan jalan Provsu yang masih
rusak parah ini, tentu berdampak pada tidak bermartabatnya daerah Palas ini.
"Pak Gubsu, kami sampaikan, sampai kini kondisi
badan jalan Provsu di daerah kami Kabupaten Palas ini belum bermartabat.
Bagaimana masyarakat di Palas bermartabat bila kondisi jalannya tidak
bermartabat," ujarnya.
"Perlu diketahui Pak Gubsu, pada saat Pilkada Gubsu
yang lalu, masyarakat Palas secara mayoritas memberikan 82,6 % suaranya untuk
kemenangan Pak Gubsu. Untuk itu, kami menagih janji Pak Gubsu yang mengusung
visi misi Sumut Bermartabat agar mewujudkan daerah Palas yang bermartabat
dengan memperbaiki kondisi badan jalannya," ungkapnya.
Senada itu, Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB) Kabupaten Palas, Sahala Hasibuan menyataan, jalan adalah urat nadi
perekonomian masyarakat dan pembangunan sosial ekonomi masyarakat di satu
daerah.
"Bila kondisi badan jalan Provsu di Kabupaten Palas
baik dan bagus, tentulah akan mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat di
daerah Palas, yang mayoritas berprofesi sebagai petani," ucapnya.
"Namanya petani, tentu sangat mengharapkan kondisi
badan jalan yang baik dan bagus untuk akses angkutan hasil pertaniannya. Bilan
jalannya bagus, tentu biaya transportnya murah. Bila kondisi badan jalannya
rusak, tentulah biaya transportnya tinggi," terangnya.
Seperti kondisi hari ini, tambahnya, harga jual buah
sawit terus mengalami penurunan sejak sebulan terakhir. "Sudahlah harga
sawit turun, biaya angkutnya tinggi, yakni berkisar Rp 200 hingga Rp 300
perkilogram, sesuai kondisi lapanagan kebun sawit petani," tambahnya.
Hari ini, kata Sahala, harga papan TBS sawit di pabrik
kelapa sawit (PKS) di kisaran Rp 1.075 sampai Rp 1.095 perkilogram. "Itu
harga di PKS, kalau dilapangan dikurangi biaya angkut Rp 200 sampai Rp 300
perkilonya. Belum lagi dipotong ongkos panennya. Jadi, yang bisa dibawa oleh
petani hanya sebesar Rp 600 hingga Rp 700. Tentulah ini sangat memberatkan bagi
petani di sini," katanya.
Untuk itu, lanjutnya, warga masyarakat di Kabupaten Palas
sangat berharap besar dan meminta kebijakan dari Pak Gubsu Letjend TNI Edy
Rahmayadi agar memprioritaskan pembangunan jalan Provsu di Palas, untuk
mengangkat harkat dan martabat masyarakat di daerah Palas.
"Bila pihak Pemprovsu merasa kewalahan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas badan jalan Provsu di Kabupaten Palas.
Saran kami, agar status jalan Provsu di Palas dinaikkan saja menjadi status
jalan nasional," desaknya.(pls-1)