Presiden Jokowi Kembali Kunjungi Posko Basarnas

Sebarkan:

Pantau Penanganan Tragedi Lion Air JT 610
Presiden Jokowi kembali kunjungi posko Basarnas

JAKARTA │Presiden RI Joko Widodo kembali mengunjungi Posko Basarnas di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jumat (2/11/2018) pukul 16.00 WIB. Presiden disambut Kabasarnas, Panglima TNI, Menteri Perhubungan, Ketua KNKT, Kepala BPPT, dan para pimpinan stakeholder lainnya.

Kedatangan RI 1 untuk memantau perkembangan pelaksanaan operasi SAR yang sudah memasuki hari kelima. Presiden langsung masuk ke posko untuk melaksanakan rapat terbatas.

Secara terperinci, Kabasarnas menyampaikan paparan pelaksanaan operasi SAR yang dilaksanakan tim gabungan sejak hari pertama hingga update terakhir. Presiden memberikan apresiasi kepada 859 personil dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina, Bea Cukai, dan seluruh stakeholder serta masyarakat potensi SAR lainnya yang telah terlibat dalam operasi SAR, 24 jam nonstop sejak musibah terjadi. "Saya telah mendapatkan penjelasan terperinci dari Kabasarnas. Selanjutnya, saya titip pesan agar menggunakan seluruh kemampuan yang ada, kecanggihan teknologi, kerja cepat sehingga dapat menemukan seluruh korban," katanya.

Presiden juga memberikan apresiasi kepada 2 penyelam dari Taifib dan 1 personil dari BPPT yang telah berhasil mengangkat bagian black box. Presiden juga meminta kepada KNKT untuk secepatnya melakukan penyelidikan untuk memgungkap penyebab kecelakaan. "Keselamatan penumpang diprioritaskan dan saya berharap tidak ada lagi kecelakaan pesawat di masa yang akan datang," tegasnya. Selebihnya, presiden mengungkapkan bela sungkawa kepada seluruh keluarga korban.

Sementara Kabasarnas dalam keterangan pers nya mengungkapkan bahwa, tim SAR masih bekerja di lokasi pencarian. Locus pencarian pada radius 500 meter dari lokasi ditemukan bagian black box. Di area tersebut, ROV menemukan serpihan dalam jumlah cukup banyak di dasar laut. Sedangkan bagian pesawat terbesar yang berhasil ditemukan adalah roda pesawat.

Tim SAR juga menemukan korban dan langsung dievaluasi ke atas kapal di dalam 2 kantong jenazah untuk dievakuasi ke Posko Terpadu. Total korban yang berhasil dievakuasi hingga Jumat (2/11/2018) sore pukul 17.00 WIB sebanyak 67 kantong. Dari lokasi pencarian, Basarnas telah membagi tugas semua asset yang terlibat dalam operasi, dimana terbagi dalam 2 sektor atau prioritas pencarian.
Pada sektor 1, tim SAR melaksanakan pencarian dengan search pattern (pola pencarian) creeping. Pada sektor 1, kapal-kapal yang beroperasi dilengkapi dengan alat pendeteksi bawah air seperti Multi Beem Echo Sounder (MBES), Side Scan Sonar, Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV), dan Ping Locator untuk mendeteksi sinyal dari black box.
 
Ban pesawat yang ditemukan
Peralatan-peralatan tersebut terpasang di 5 kapal, masing-masing KRI Rigel, Rubber Boat (RB) 206 Kantor SAR Bandung, Baruna Jaya BPPT, Kapal Dominos dan Teluk Bajau (Victoria) milik Pertamina. Pada sektor ini juga mengerahkan penyelam-penyelam dari Basarnas, Denjaka, Kopaska, Taifib, Marinir, Indonesia Diver, dan POSSI sebanyak 119 personil. Pada search area prioritas 2, tim SAR menggunakan pola pencarian pararel.

Sementara di sektor 2, terdapat 40 kapal lebih dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, Polair, KPLP, Bea Cukai, ditambah kapal-kapal nelayan dan Potensi SAR lainnya melaksanakan pencarian di permukaan.

Sementara itu, Manajemen Lion Air menyampaikan informasi terbaru sehubungan dengan penanganan Lion Air nomor JT-610, bahwa hari ini, Jumat (2/11/2018) proses pencarian dan evakuasi penumpang, kru dan pesawat terus dilanjutkan.

Proses melibatkan 858 personel, terdiri dari Badan SAR Nasional (BASARNAS) 201 orang, TNI Angkatan Darat (AD) 40 orang, TNI Angkatan Laut (AL) 456 orang, TNI Angkatan Audara (AU) 15 orang, POLRI 58 orang, Petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) 30 orang, Bea Cukai 18 orang, Palang Merah Indonesia (PMI) 30 orang serta Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) 10 orang.

Operasi melalui pencarian udara seluas 190 NM2 menggunakan lima helicopter, yaitu satu unit HR - 1519, satu unit HR -1301, satu unit NBO – 105, satu unit NBO - 105 POLRI dan satu unit Dauphin POLRI.

Untuk wilayah perairan (unsur laut) mengerahkan 45 unit kapal. Luas area pencarian bawah air 270 NM2, antara lain daerah prioritas 1A bawah air dengan kapal Baruna Jaya serta daerah prioritas 1B dengan kapal Dunamos. Daerah prioritas 2 untuk pencarian permukaan air seluas 360 NM2 yang dioperasikan oleh 40 kapal dari BASARNAS, Kementerian Perhubungan, Polair, KPLP, Bea Cukai dan Pertamina.

Sedangkan untuk unsur penanganan di darat tersedia ambulance 24 unit, yang meliputi tujuh unit dari POLRI, PMI enam unit serta 11 unit instansi lainnya.

Sebelumnya, pada Kamis (01/ 11) pukul 19.00 WIB, Lion Air menerima konfirmasi evakuasi sembilan kantong jenazah dari BASARNAS. Total menjadi 65 kantong, rincian per 31 Oktober delapan kantong, 30 Oktober 24 kantong, 29 Oktober terdapat 24 kantong. Proses identifikasi (Disaster Victim Identification) yang berada di RS POLRI tetap dilakukan bersama pihak keluarga penumpang dan awak pesawat.

Lion Air juga menerima konfirmasi dari BASARNAS sehubungan penemuan black box pesawat dan sudah diserahkan ke pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Lion Air hingga saat ini tetap melakukan pendampingan kepada keluarga (family assistant) pada setiap posko JT-610.

Beberapa manajemen Lion Air hari ini juga berada di posko Cawang, posko RS POLRI, Jakarta Timur dan Tanjung Priok, Jakarta Utara guna memberikan dukungan moril kepada keluarga penumpang, kru serta tim evakuasi.

Lion Air akan menyampaikan informasi terbaru sesuai perkembangan lebih lanjut dan kami senantiasa berharap yang terbaik bagi seluruh penumpang maupun kru pesawat. Lion Air telah membuka crisis center dan untuk infomasi penumpang dapat menghubungi di nomor telepon (021)-80820002. (*)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar