![]() |
Sekretaris Komite Pemenangan Pemilu Daerah (KPPD) PAN Kota Binjai Irvan Satri Arya |
" PAN Binjai memandang jaringan infrasturktur sampai di pengurusan tingkat kelurahan adalah penting. Namun yang paling penting menjamin konektivitas jaringan itu tetap terjaga. Agar garis intruksi jelas dan tegas. Juga agar tidak terjadi inisiasi yang membuat bias tujuan. Ini tentunya berkaitan dengan program dan visi koalisi, " katanya.
Lebih lanjut Irvan menambahkan kalau ada kader Partai Amanat Nasional di kota Binjai yang membelot pihaknya akan meninjau ulang kepengurusannya.
" kami sebagai pelaksana mandat DPP di tingkat daerah sangat menyayangkan dan bagi pengurus di daerah kami bisa saja meninjau ulang kepengurusannya," tegasnya.
Ia menambahkan celah membelot mungkin karena beberapa dari peserta pemilu gugup dengan sistem pemilihan serentak Legislatif dan Presiden.
" Sederhananya begini. Caleg, Parpol, dan Pasangan Calon Presiden adalah konten pilihan yang bisa saja berbeda di masyarakat. Seseorang bisa suka caleg - mungkin karena kekerabatan dan hubungan keluarga - tapi bisa tidak suka dengan parpol dan presidennya. Tapi ini pun hanya mungkin terjadi untuk pemilih non partisan. Aneh jadinya ketika anggota, kader atau malah pimpinan bisa tidak mantap dan mapan dalam memilih atau masih goyang kanan kiri, " ucapnya.
Menurut Irvan Faktor yang menyebabkan kader partai yang membelotnya karena kurangnya Kaderisasi sehingga tidak terbentuknya militansi.
" Propaganda dan kampanye hitam serta berbagai praktik politik kotor adalah ladang subur yang akan membuat kader membelot," katanya.
Irvan menjelaskan dampak dari beralihnya dukungan politik kader terhadap basis massa di setiap daerah dapat merusak kesolidaritasan kader setiap Parpol. " Kita harus fokus, jangan kendur. Jika tidak bisa dikerjakan semua ya tapi tetap jangan ditinggalkan semua, " tandasnya.(Ismail)
Lebih lanjut Irvan menambahkan kalau ada kader Partai Amanat Nasional di kota Binjai yang membelot pihaknya akan meninjau ulang kepengurusannya.
" kami sebagai pelaksana mandat DPP di tingkat daerah sangat menyayangkan dan bagi pengurus di daerah kami bisa saja meninjau ulang kepengurusannya," tegasnya.
Ia menambahkan celah membelot mungkin karena beberapa dari peserta pemilu gugup dengan sistem pemilihan serentak Legislatif dan Presiden.
" Sederhananya begini. Caleg, Parpol, dan Pasangan Calon Presiden adalah konten pilihan yang bisa saja berbeda di masyarakat. Seseorang bisa suka caleg - mungkin karena kekerabatan dan hubungan keluarga - tapi bisa tidak suka dengan parpol dan presidennya. Tapi ini pun hanya mungkin terjadi untuk pemilih non partisan. Aneh jadinya ketika anggota, kader atau malah pimpinan bisa tidak mantap dan mapan dalam memilih atau masih goyang kanan kiri, " ucapnya.
Menurut Irvan Faktor yang menyebabkan kader partai yang membelotnya karena kurangnya Kaderisasi sehingga tidak terbentuknya militansi.
" Propaganda dan kampanye hitam serta berbagai praktik politik kotor adalah ladang subur yang akan membuat kader membelot," katanya.
Irvan menjelaskan dampak dari beralihnya dukungan politik kader terhadap basis massa di setiap daerah dapat merusak kesolidaritasan kader setiap Parpol. " Kita harus fokus, jangan kendur. Jika tidak bisa dikerjakan semua ya tapi tetap jangan ditinggalkan semua, " tandasnya.(Ismail)