![]() |
Salah satu ruang belajar di SMP Negeri 2 Angkola Muaratais |
TAPANULI SELATAN |
Ruang kelas yang nyaman merupakan salah satu aspek yang dapat mendukung
terciptanya suasana belajar mengajar yang kondusif. Hal inilah yang sangat
menjadi harapan oleh pihak sekolah SMP Negeri 2 Angkola Muaratais atau yang
dulu dikenal dan disebut SMP Negeri 5 Batang Angkola kabupaten Tapanuli Selatan
sebelum terjadi pemekaran kecamatan.
Harapan pihak sekolah SMP negeri 2 Angkola Muaratais
untuk Penambahan ruangan kelas
dikarenakan kurangnya ruangan belajar siswa disekolah tersebut, hal ini
sejumlah siswa terpaksa belajar di ruangan perpustakaan dan ruangan dadakan
yang berukuran 2 x 9 meter.
Informasi yang didapatkan metro-online.co dari kepala
sekolah SMP negeri 5 Batang Angkola eks SMP negeri 2 Angkola Muaratais
mengatakan, pihaknya sudah pernah mengadukan dan mengajukan permohonan kepada
dinas pendidikan kabupaten Tapanuli Selatan terkait minimnya ruangan kelas di
SMP negeri 2 Angkola Muaratais.
Kurangnya ruangan kelas tersebut, dikarenakan setiap
tahun bertambahnya siswa yang mendaftar ke SMP Negeri 5 Batang eks SMP negeri 2 Angkola Muaratais, sementara
sekolah untuk memenuhi tempat belajar yang memadai sekolah tidak memiliki
ruangan belajar lagi untuk menampung siswa tersebut.
Dalam hal ini pihak sekolah sangat mengharapkan adanya
bantuan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat, baik itu bantuan Dana
Alokasi Umum (DAU) maupun bantuan Dana Alokasi Khusus (DAK) atau Bantuan
pemerintah lainnya yaitu untuk penambahan ruangan kelas, ruangan kepala sekolah
dan guru dan ruangan laboratorium sekolah.
Sementara untuk menjawab hal ini kepala seksi (Kasi)
sarana dan prasarana dinas Pendidikan kabupaten Tapanuli Selatan Budiarto
Tanjung mengatakan, dalam hal ini dinas pendidikan Tapsel sudah mendapatkan
laporan bahwa SMP Negeri 2 Angkola Muaratais benar kekurangan kelas untuk ruang
belajar.
"kita memang sudah menerima laporannya, sekolah tersebut
benar kekurangan ruangan belajar, bahkan permohonan dari sekolah untuk
pebangunan penambahan ruang belajarpun sudah kita terima dan sudah kita
laporkan kepada kementerian Pendidikan yang ada dipusat, sementara untuk tindak
lanjutnya itu yang menentukan langsung oleh pihak kementerian pendidikan"
jelas Budi kepada metro-online.co di ruangannya, Kamis (28/02/2019).
Dijelaskan Budi lagi, bahwa bantuan yang diajukan untuk
sekolah SMP negeri 2 Angkola Muaratais sudah diajukan kepusat untuk bantuan
DAK, sementara bantuan dari pemkab Tapsel itu memang ada ditampung di DAU
tetapi bantuan DAU untuk 2019 ini diutamakan untuk biaya pembuatan pagar
sekolah dan mobiler sekolah dan lebih di utamakan untuk sekolah dasar dulu.
"kalau untuk penambahan ruangan kelas, itu tidak
ditampung di DAU karena keterbatasan anggaran, DAU diutamkan untuk pembangunam
pagar dan mobiler dan itupun diutamkan untuk tingkat SD, makanya permohonan SMP
negeri 2 Angkola Muaratais, kita ajukan kepusat agar mendapatkan bantuan DAK
karena anggarannya lebih besar dan bisa saja nanti membangun semua ruangan yang
dibutuhkan oleh sekolah," ucap Budi.
Budi menjelaskan, sekolah yang ada di Tapsel yang sudah
mengajukan permohonan itu selalu diajukan pihak dinas pendidikan Tapsel kepada
kementerian Pendidikan, hanya saja diterima atau tidaknya itu adalah keputusan
pihak kementerian. "Semua keputusan dari pihak kementerian, kita hanya
mengajukan saja dan ini juga bisa dikatakan suatu keberuntungan bagi sekolah,
jika ada sekolah di Tapsel yang mendapatkan bantuan DAK dari pusat,"
ungkapnya.
Selain bantuan DAU dan DAK ada juga bantuan dari
pemerintah yaitu Bantah (bantuan pemerintah), tetapi untuk mendapatkan ini, itu pihak kementerian
pendidikan melihat sekolah berdasarkan dapodik sekolah, kemudian langsung
melakukan survey ke sekolah yang ditentukan dan jika sekolah yang disurvey
layak, maka akan berhak mendapatkan bantuan pemerintah (Bantah) tersebut.
"Tim survey pihak kementerian sudah pernah turun
langsung ke Tapsel untuk melakukan survey kesekolah, pada saat itu ada sekitar
12 sekolah yang di survey, tetapi yang layak mendapatkan bantuan hanya berkisar
6 sekolah, bahkan pernah juga disurvei 6 sekolah yang layak mendapatkan bantuan
hanya 1 sekolah saja, karena pihak kementerian sudah ada format penilaiannya,"
jelas Budi.
Kemudian disampaikan Budi kenapa sekolah SMP negeri 2
Angkola Muaratais belum mendapatkan bantuan untuk penambahan ruang kelas,
mungkin masih banyak sekolah di Tapanuli Selatan maupun diluar daerah Tapanuli
Selatan yang sekolahnya lebih parah dan sangat memprihatinkan dibandingkan
dengan sekolah SMP negeri 2 Angkola Muaratais.
" Bukan hanya SMP negeri 2 Angkola Muaratais saja
yang mengajukan peemohonan bantuan, sekolah yang lain juga sudah mengajukan,
hanya saja pihak pusat lebih mengutamakan sekolah yang lebih membutuhkan dan
sekali lagi saya jelaskan, kita hanya mengajukan saja kepusat melalui aplikasi
online, untuk selanjutnya pihak kementerianlah yang menentukan" paparnya
lagi.
Dalam hal ini dinas pendidikan kabupaten Tapanuli Selatan
melalui kasi sarana prasarana Budiarto Tanjung menghimbau, agar kepala sekolah
maupun pihak sekolah yang ada di daerah Tapsel jangan pernah bosan untuk
meningkatkan kualitas sekolah, supaya terus mengajukan permohonan, karena
disdik Tapsel akan terus membantu sedaya mampu untuk mengembangkan serta
meningkatkan kualitas pendidikan maupun pasilitas sarana dan prasarana sekolah
di Tapanuli Selatan. (syahrul)