![]() |
Suasana sepi di Bandara Kualanamu |
KUALANAMU | Sejak
dua bulan ini, pengelola Bandara Kualanamu Deliserdang dalam masa-masa yang
berat. Pasalnya hingga saat ini penumpang masih tampak sepi karena harga tiket
pesawat ke sejumlah tujuan masih tetap mahal. Dampaknya, pendapatan menjadi merosot
tajam akibat banyaknya jadwal penerbangan yang terpaksa dibatalkan lantaran tidak
ada penumpang.
Meski pihak maskapai Garuda Group mengatakan sudah
menurunkan harga tiket sebanyak 20 persen beberapa waktu lalu, namun hingga
saat ini harga tiket pesawat di Bandara Kualanamu masih tetap mahal.
Dominasi penerbangan seperti Medan-Jakarta, harga tiket yang
paling murah seperti maskapai Citilink dan Sriwijaya Air masih dibanderol seharga
Rp1,7 juta. Kondisi ini diperparah Maskapai Lion Air yang memberlakukan bagasi
berbayar. Sementara untuk maskapai Garuda Indonesia sendiri tetap mematok harga
diatas Rp2 jutaan.
Menurut Duty Maneger Bandara KNIA, Luas Tambunan, Jumat (22/02/2019)
mengatakan, dari data penerbangan terakhir yang tercatat pada hari Kamis (21/02/2019)
ada 66 penerbangan yang dibatalkan karena tidak ada penumpang.
“Dengan rincian target perhari adalah 222 flight. Namun
realisasi penerbangan hanya 162 flight. Penerbangan didominasi tujuan Jakarta.
Pembatalan juga didominasi penerbangan maskapai Lion Air sebanyak 17
penerbangan,” pungkasnya.
Dampak dari sepinya penumpang pesawat berimbas ke
berbagai sektor usaha lain di Bandara Kualanamu. Seperti penjual makanan dan
minuman, penjual pakaian, oleh oleh dan sebagainya. Omset para pedagang turun
drastis, antara 40 hingga 50 persen dibanding tiga bulan sebelum harga tiket mahal
dan penerapan bagasi berbayar.
Masyarakat berharap pemerintah dapat merevisi ketentuan
batas atas harga tiket yang dinilai terlalu mahal dari sebelumnya yang hanya Rp800
ribuan kini menjadi Rp1,7 juta.(wan)