![]() |
Makam Bung Karno di Blitar |
Blitar | Banyak
cara dilakukan para calon anggota legislatif untuk mendulang suara dari masyarakat.
Mulai dari janji-janji serius dan palsu, dari hal-hal yang normal hingga tak
normal. Bahkan, makam-makam keramat yang saban hari sepi, akhir-akhir ini
justru jadi sering disambangi yang mereka istilahkan sebagai ziarah politik. Hmmm...!
Lebih kurang pesta demokrasi itu tinggal 52 hari lagi. Ziarah
politik pun semakin gencar, seperti ke makam atau petilasan para 'danyang' di
Blitar. Danyang adalah tokoh yang membabad alas (membuka lahan pertama) di
Blitar. Mereka tak hanya seorang tokoh pendiri bangsa, namun juga tokoh ulama
dan mantan pejabat tinggi saat Blitar masih berstatus kadipaten.
Ada lima lokasi yang menjadi tujuan ziarah politik para
caleg. Yakni Makam Bung Karno (MBK) di Sentul, Makam Adipati Aryo Blitar di
Kelurahan Blitar dan makam Pangeranan di sebelah timur Istana Gebang. Selain
itu juga di petilasan Syeh Subakir di kompleks Candi Penataran Nglegok dan
makam Djojodigdan atau lebih dikenal dengan sebutan makam gantung di Jalan
Melati Kota Blitar.
"Kami menyebutnya itu ziarah politik. Karena kami punya
hajat politik agar terpilih sebagai wakil rakyat atau pemimpin. Jadi itu
semacam ritual politik yang hampir semua caleg disini (Blitar)
melakoninya," tutur seorang caleg dari PKB, Hartono seperti dikutip Metro
Online dari detikcom, Selasa (5/3/2019).
Ziarah politik ini diakui sebagai konsensus bersama
setiap caleg di Blitar. Baik kabupaten maupun kota. Dan tak hanya berlaku bagi
caleg, namun juga bagi calon pejabat dan pemimpin di Blitar. Ada yang
terang-terangan mengakui melakukan ziarah politik. Namun banyak juga yang
menampik kabar yang sudah jadi rahasia umum ini.
Hanya saja, terdapat perbedaan waktu yang mencolok antara
pemain (caleg) baru dan lama. Seperti yang kerap dilakukan para caleg di Makam
Bung Karno.
"Kalau yang caleg-caleg baru itu mereka datang
kesini lebih banyak siang atau sore hari. Membawa pendukung dan tim suksesnya.
Tapi kalau yang sudah terkenal, biasanya minta izin ziarah pada dini hari dan
hanya didampingi guru spiritualnya saja," kata juru kunci Pranata MBK
Kahfi Annezar kepada detikcom.
Kahfi mengakui, peziarah politik di MBK tak hanya caleg
dari Blitar saja. Namun banyak caleg lain se Indonesia berziarah ke makam Sang
Proklamator ini.
"Biasanya kalau yang dari luar Blitar, setelah
ziarah ke Bung Karno, mereka diarahkan untuk ziarah ke petilasan Syeh Subakir
di Nglegok. Dua orang ini, Bung Karno sebagai pendiri bangsa dan Syeh Subakir
sebagai peletak paku bumi dan membabad tanah Jawa," pungkasnya.(dc/red)