Pajak Bunga dan Suprapto Jadi Kawasan Kuliner Kota Tebing Tinggi

Sebarkan:
TEBINGTINGGI|Provinsi Sumatera Utara (Sumut) merupakan daerah kawasan kuliner ternama di Indonesia. Dari beberapa Kabupaten Kota di Sumut, ada sebuah kota bernama Tebing Tinggi.

Kota Tebing Tinggi merupakan kota di Sumut yang menjamur kawasan kulinernya. Disana terdapat beragam kuliner dan juga kuliner khas daerah tersebut.

Berdasarkan pantauan Metro-Online.co, Kota Tebing Tinggi memiliki kawasan kuliner yang buka setiap hari dari pukul 18.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB.

Seperti di kawasan Jalan Patimura-Jalan Thamrin atau lebih beken disebut Pajak Bunga. Kawasan ini, menjadi pusat kuliner dan sudah ada para pedagang semenjak tahun 1985.

Namun, pada tahun 1985, para pedagang pada malam hari tidak sebanyak sekarang ini. Pada masa itu, yang ada hanya sekitar beberapa pedagang saja seperti, Mie Rebus Tambi, Cabang Mi Rebus Soponyono, Putu Mambo Ria, Pedagang Nasi Goreng, Sate Ladang dan Martabak Hindia.

Menurut informasi, tahun 1996, para pedagang di kawasan Pajak Bunga sempat dipindahkan ke Pondok Sri Padang (PSP), atau Terminal Bus Lama, yang sekarang menjadi Supermarket.

“Dulu dipindahkan semua. Tapi, pada tahun 1998 para pegadang balik lagi ke Pajak Bunga dan sekarang makin banyak (Pedagang, red) yang berjualan disitu,” ungkap salah seorang warga Tebing Tinggi, Amir, Senin (10/6/2019) malam.
Saat ini, terlihat ada sekitar 30 stand pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. Ada pedagang Martabak Bambu Deli, Tebing Mambo, Nasi Goreng, Sate Padang, Sate keluarga, Mie Rebus Sobat, Nasi goreng Yopiko, Sate Jo Kana, Teh Susu Telur, Pedagang Nasi Padang, pedagang Ayam Penyet, Nasi Goreng Tiara, Pedagang Jus, Mie Rebus Soponyono dan para pedagang lainnya.

Para pedagang di kawasan Pajak Bunga mulai beroperasional pada sekitar pukul 18.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB. Karena pada siangnya, kawasan sana ada pedagang lainnya, seperti penjual baju, penjual buah dan lain-lain.

Sementara, kawasan lain yang menjadi kawasan kuliner yakni Jalan Letjen Suprapto. Disini, setiap harinya kuliner dibuka pukul 16.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB, dan sudah ada sejak tahun 1950.

“Sekitar tahun 1950 sudah ada. Namun, waktu itu pedagang masih sedikit, kurang lebih hanya lima pedagang,” ujar warga jalan Letjen Suprapto.

Memasuki tahun 1982, pedagang di kawasan tersebut mulai bertambah. Namun pada tahun 1996 para pedagang juga dipindahkan PSP.

Di PSP, pedagang hanya bertahan dua tahun saja. Pada tahun 1998 para pedagang tersebut kembali lagi ke kawasan Jalan Letjen Suprapto sampai sekarang.

Saat ini, kawasan jalan tersebut berjamur para pedagang yang menjual beraneka ragam kuliner pada malam hari.

Tampak di lokasi, mulai dari penjual Mie Rebus Soponyono, Putu Bambu Mambo Ria, Sate Jakarta, Sate Ria, Martabak Bangka 88.

Kemudian, ada Martabak Bangka 99, Warung Buk Neng, Nasi Minang, Sate Denai, Bandrek Susu, Jus Ahe, Sate Padang, Mie Rebus Tambi, Sate Padang Jelita, Martabak Mambo Ria 88, Kebab Burger dan Roti John.(sdy)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar