![]() |
Petani karet di Palas terlihat sedang menderes kebun karetnya di tengah penurunan harga jual getah karet di tingkat petani. |
"Sudah sempat senang kita yang bertani karet ini. Soalnya, lepas lebaran harga karet naik dan bertahan beberapa bulan di harga Rp 8.500 perkilo. Tapi, minggu ini sudah turun lagi jadi Rp 8.000 perkilo," ucap H. Anto Simamora satu petani karet di Desa Aseh Simatorkis Kecamatan Barumun, Sabtu (20/07/2019).
"Gimana gak bingung kita lihat kondisi harga karet yang kembali turun. Menurut informasi dari toke di sini, harga jual getah karet akan kembali turun hingga di harga Rp 5.000 perkilo nantinya," terangnya.
Dikatakan dia, selama beberapa bulan harga jual getah karet di harga Rp 8.500 perkilo, petani sudah bisa menikmati hasil penjualan getah karetnya yang dideres oleh pekerjanya.
"Kalau harga jual getah karet nanti Rp 5.000 perkilo, alamat susah lagi petani karet untuk merawat kebun karetnya," jelasnya.
Disebutkannya, luas kebun karet miliknya yang sudah dideres seluas lima hektare, setiap minggu dua kali dibangkit dengan hasil getah karet sekali bangkit sebanyak 350-400 kilogram. Artinya dalam seminggu bisa dihasilkan getah karet sebanyak 700-800 kilogram.
Senada itu, M. Noyan Hasibuan satu petani karet di Desa Ujung Batu Kecamatan Sosa mengeluhkan, kondisi penjualan harga getah karet di tempatnya yang juga mengalami penurunan.
"Kalau di sini, saat ini harga jual getah karet Rp 7.500 perkilo. Harga tersebut sudah turun dari sebelumnya Rp 8.000 perkilo. Gak tahu kita entah gimana kondisi harga getah karet di daerah kita ini," ungkapnya.
Namun, petani karet di daerah ini sangat berharap peran aktif dari pemerintah daerah untuk bisa menstabilkan harga jual getah karet di tingkat petani. "Soalnya, kebun karet di daerah Palas ini masih cukup luas dan masih banyak warga yang bertani karet di sini," ucapnya. (pls-1)
"Gimana gak bingung kita lihat kondisi harga karet yang kembali turun. Menurut informasi dari toke di sini, harga jual getah karet akan kembali turun hingga di harga Rp 5.000 perkilo nantinya," terangnya.
Dikatakan dia, selama beberapa bulan harga jual getah karet di harga Rp 8.500 perkilo, petani sudah bisa menikmati hasil penjualan getah karetnya yang dideres oleh pekerjanya.
"Kalau harga jual getah karet nanti Rp 5.000 perkilo, alamat susah lagi petani karet untuk merawat kebun karetnya," jelasnya.
Disebutkannya, luas kebun karet miliknya yang sudah dideres seluas lima hektare, setiap minggu dua kali dibangkit dengan hasil getah karet sekali bangkit sebanyak 350-400 kilogram. Artinya dalam seminggu bisa dihasilkan getah karet sebanyak 700-800 kilogram.
Senada itu, M. Noyan Hasibuan satu petani karet di Desa Ujung Batu Kecamatan Sosa mengeluhkan, kondisi penjualan harga getah karet di tempatnya yang juga mengalami penurunan.
"Kalau di sini, saat ini harga jual getah karet Rp 7.500 perkilo. Harga tersebut sudah turun dari sebelumnya Rp 8.000 perkilo. Gak tahu kita entah gimana kondisi harga getah karet di daerah kita ini," ungkapnya.
Namun, petani karet di daerah ini sangat berharap peran aktif dari pemerintah daerah untuk bisa menstabilkan harga jual getah karet di tingkat petani. "Soalnya, kebun karet di daerah Palas ini masih cukup luas dan masih banyak warga yang bertani karet di sini," ucapnya. (pls-1)