Wow...! Sumut Ekspor Gigi Taring Babi Bernilai Rp1 Juta Perkilo

Sebarkan:
Kepala Badan Karantina Pertanian melepas ekspor berbagai komoditas pertanian senilai Rp. 72,8 milyar 
Kualanamu | Kementerian Pertanian Melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) terus dorong diversifikasi produk pertanian untuk diekspor. Seperti di Sumatera Utara, sudah sejak tahun 2017 Karantina Pertanian Medan memfasilitasi ekspor gigi taring babi ke mancanegara.

"Sebenarnya gigi taring babi ini adalah sampah atau limbah dari pemotongan babi, namun di luar negeri dimanfaatkan untuk menjadi souvenir" ujar Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian saat melepas ekspor berbagai komoditas pertanian senilai Rp. 72,8 milyar pada hari Jumat (5/7/2019).

"Siapa sangka awalnya dianggap sampah, tapi begitu diekspor punya harga 1 juta perkilonya," tambah Jamil.

Sejak mengetahui gigi taring babi ini ada peminatnya, para eksportir mulai mengumpulkan gigi taring babi dari tempat pemotongan babi di wilayah Sumatera Utara. Di tahun 2017 sudah ada 75 kali ekspor gigi taring babi ke negara Vietnam dengan total sebanyak 547 kilogram dengan nilai Rp. 547 juta. Selanjutnya ditahun 2018 selain Vietnam permintaan bertambah dari negara India dan Kamboja. Ditahun kedua dapat mencapai ekspor sebanyak 950 kilogram atau senilai Rp. 950 juta .
Jamil berharap potensi ekspor gigi taring babi ini dapat terus meningkat, mengingat di semester pertama 2019 sudah mencapai 500 kilogram dengan negara Thailand mulai membuka peluang impor. "Potensi ini harus bisa dikembangkan, saya berharap pemerintah propinsi dapat bekerjasama dengan Kementerian Pertanian dalam mendorong akselerasi ekspor komoditas pertanian" himbau Jamil.

Jamil menjelaskan, ada program agrogemilang Kementerian Pertanian yang akan memfasilitasi potensi ekspor dikalangan generasi melenial. Pemerintah propinsi juga dapat menggunakan aplikasi iMace (Indonesian of Maps Agricultural Commoditiess Export) untuk memetakan potensi ekspor komoditas pertanian di wilayahnya masing-masing.

Selain gigi taring babi, ada lagi yang unik dalam ekspor kali ini yaitu Elaeidobius atau kumbang yang di ekspor ke Perancis. Meskipun saat ini nilai ekspornya masih sangat sedikit, tapi ini bisa jadi potensi ekspor yang dapat dikembangkan. Bersamaan dengan dua komoditas unik tersebut, hari ini Kepala Badan Karantina juga melepas ekspor 5,2 ton sarang burung walet tujuan Hongkong, Singapore, Cina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam.

Sementara dari komoditas tumbuhan total yang diekspor kali ini mencapai Rp. 7,1 milyar yang terdiri dari 98.882 gram bibit tanaman hias tujuan Belanda senilai Rp. 6,7 milyar; 6,6 kg kopi biji tujuan Taiwan senilai Rp. 150 ribu; 100 batang bunga krisan tujuan Jepang senilai Rp 285 ribu dan 106 ribu batang bunga potong segar tujuan Jepang senilai Rp. 371 juta.

Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara menyambut baik gerakan bersama ekspor produk pertanian yang dilakukan Kementerian Pertanian. Pihaknya akan mendukung upaya akselerasi ekspor melalui program Agrogemilang.

Sementara Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan Hafni Zahara M.sc Jumat 05/07 dalam sambutannya disela acara pelepasan ekspor di kantor Balai Karantina Pertanian Wilayah II Medan di Desa Kebun Kelapa Kecamatan Beringin Deliserdang mengatakan sejumlah kegiatan bulan bakti kami sudah melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya donor darah dan lainnya sementara untuk kegiatan lain yaitu ekspor Gigi Taring Babi dan komiditas pertanian lainnya untuk yang kedua kalinya , setelah pada 1 Maret lalu kita sudah melakukan eksport senilai 68 milyar perhari dengan berbagai komoditas pertanian .

" Diharapkan kegitan ini dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat ," pungkasnya .

Hadir dalam kegiatan pelepasan ekspor komoditi pertanian di antaranya Perwakilan Gubernur Sumatera Utara, Komunitas Bandara Kualanamu, eksportir dan sejumlah tamu undangan.(wan)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar