foto : net/dc |
Jakarta – Semenjak pihak Polri memberikan izin untuk
mengenakan hijab saat bertugas, polwan berhijab kini semakin banyak ditemukan
di hampir setiap kantor kepolisian yang ada di Indonesia.
Salah satunya adalah polwan cantik bernama asli Hikma Nur Syafa atau akrab disapa Briptu Imah. Dengan parasnya yang cantik dan anggun, kini Imah menjadi populer di media sosial. Polwan cantik ini telah memiliki sekitar 17 ribu followers di Instagram miliknya.
Ia bekerja sebagai polisi lalu lintas sejak tahun 2013 di Bantul, Yogyakarta. Tahun ini, Briptu Imah akan menjalani misi yang lebih menantang. Wanita berusia 24 tahun ini terpilih oleh Polri untuk menjalankan misi kemanusiaan PBB di kawasan Bangui, Republik Afrika Tengah.
"Ini pertama kalinya Polri mengutus polisi wanita dalam misi ini. Total ada 140 orang terpilih. Polwannya ada 14 orang, yang berhijab ada enam orang," ungkap Briptu Imah.
Untuk bisa bergabung dalam misi tersebut, tes yang dihadapi Briptu Imah cukup berat dan beragam. Ia menjalani tes awal di daerah, kemudian tes di Malbes Polri seperti tes psikologi, tes jasmani atau fisik, tes bahasa, tes kejiwaan, dan masih banyak lagi.
"Total yang ikut tes itu ribuan ya sepertinya. Dari ribuan orang itu yang dipanggil hanya 500 orang, kemudian difilter lagi jadi 200, dan terakhir jadi 140 orang," terang lulusan Sekolah Polisi Wanita di Ciputat ini.
Masuk ke dalam barisan orang terpilih tak bisa membuat Briptu Imah berpuas diri. Ada banyak persiapan yang harus dilakukan, mulai dari persiapan fisik, mental, hingga bahasa. Minimal, ia harus menguasai tiga bahasa yaitu bahasa Inggris, Perancis, dan bahasa Arab.
"Setiap keluar camp di sana itu kita harus Full Gear di sana, seperti pakai senjata, helm anti peluru. Perlengkapan yang kita pakai itu sudah lima kg," terang wanita berdarah Yogyakarta ini.
Meski udara di sana panas dan perlengkapan yang ia pakai berat, Briptu Imah bersyukur memakai hijab. Ia merasa lebih nyaman berhijab. Salah satunya ketika cuaca panas, hijab akan lebih melindunginya.
"Tahun 2016, ketika Polri sudah mengizinkan pemakaian hijab, aku pakai hijab. Memakai hijab menurutku lebih nyaman, kayak bajunya lebih sopan dan lebih dihormati. Meski ya kalau pakai baju polri ini masyarakat memang lebih menghormati ya. Tapi kalau pakai hijab itu lebih kalem, lebih anggun," tuturnya.
Melalui misi ini, ia pun membuktikan bahwa wanita berhijab bisa melakukan kegiatan ekstrim yang biasanya didominasi laki-laki. Hijab tidak menjadi halangan, justru menjadi perlindungan ekstra untuknya. Berangkat bulan Mei 2019 ke Afrika Tengah, Briptu Imah meminta doa dari masyarakat agar bisa mengemban amanah dari Polri dengan baik. (hen/dc).