![]() |
Adi "Popay" Manurung saat meraih medali emas di Asean University Games dan juara Tarung MMA kelas Flyweight |
Menurutnya, Ia sangat jengkel sekali kepada para pembina Olahraga yang ada di Kabupaten Toba Samosir, juga benar-benar tidak mengerti tentang jenjang prestasi kepada yang diperoleh atlitnya.
Atau mereka (pihak terkait) sengaja tutup mata atas perjuangan dan pengorbanan atlet Tobasa yang sudah pernah membawa harum nama Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara dan juga pernah mengibarkan bendera Indonesia ditingkat Internasional.
"Sungguh sangat di sayangkan !
Saya tidak mempermasalahkan nominal tali asihnya, tapi ketimpanganlah yang membuat saya merasa sangat kecewa sekali. Atlet yang prestasinya hanya di Daerah, di beri tali asih sebanyak 10 juta rupiah. Sementara saya sudah berprestasi di tingkat Nasional bahkan di Internasional, cuma dihargai hanya 1 juta rupiah," ucapnya kepada media ini Sabtu (21/9/2019).
Adi "Popay" Manurung pria kelahiran Balige 17 Maret 1994 yang juga sebagai atlit MMA (Mixed Martial Art) ini, pada Haornas kemarin setelah acara penerimaan tali asih, Ia langsung menanyakan ketimpangan yang diperolehnya kepada ketua KONI Tobasa bahwasanya kenapa hal ini bisa terjadi.
Kemudian, pihak KONI langsung mengarahkan Adi untuk kembali menanyakan hal tersebut kepada Dispora yang sekarang sudah digabung ke Dispen, lalu Adi menjumpai Kabid Olahraga yaitu Pak Henri Simarmata, dan beliau katakan harusnya hal ini menjadi tanggung jawab KONI. Dan mereka katakan yang di hargai Pemda hanya sampai prestasi Daerah saja.
"Saya bingung, mereka benar-benar tidak bertanggung jawab dan tidak menghargai setiap tetesan keringat maupun tetesan darah yang sudah saya keluarkan di sesi latihan hingga di pertandingan. Tetapi saya berpikir lagi, kalau ini saya diamkan dan saya biarkan, ini akan berkelanjutan hingga tahun-tahun berikutnya, saya sebagai senior di Wushu harus menggebrak ketidakadilan ini agar regenerasi berikutnya tidak merasakan hal yang sama," serunya.
"Dan tahun berikutnya saya sudah berpikir untuk berlabuh ke daerah lain saja yang bisa memperhatikan dan menghargai perjuangan atletnya, bukan yang membisniskan atletnya," tambahnya.
Tiket PON Papua sudah aman digenggamannya mewakili Provinsi Sumut. Padahal untuk mengamankan tiket PON PAPUA harus melalui Porprov, setelah itu Porwil baru Kejurnas Pra PON, yang belum tentu mendapatkan tiket PON.
Sementara Adi "Popay" Manurung sudah menjadi nomor 2 di Indonesia dengan raihan medali Perak di PRA PON 2019.
Prestasi Nasional - Internasional yang pernah diraih oleh Adi "Popay" Manurung yakni :
2015: Medali Perunggu (Juara III) Pra PON JABAR
2016: Medali Perunggu (Juara lll) PON JABAR
2017: Medali Perunggu (Juara III) Kejuaraan Nasional / Road to Asian Games - Jakarta
2018: Medali Emas (Juara I) Kejuaraan Nasional / Piala Presiden - Yogyakarta
2018: Medali Emas ASEAN UNIVERSITY GAMES (Juara I) - Myanmar
2019: Medali Perak Kejuaraan Nasional Pra PON (Juara II) - Bangka Belitung
•Kejuaraan Daerah
Dari tahun 2013 hingga 2019 masih menjadi yang terbaik di Sumatera Utara yang selalu memberikan medali untuk Kabupaten Toba Samosir.
Sedangkan pada prestasi MMA ( Mixed Martial Arts ) bertanding 8 kali, menang 6 kali, dan kalah 2 kali. Rangking 3 di kelas Flyweight.
Selanjutnya, saat hendak dikonfirmasi terkait hal ini kepada Ketua KONI Toba Samosir A. Simanjuntak melalui telepon selulernya, tidak ada jawaban. (OS)
Kemudian, pihak KONI langsung mengarahkan Adi untuk kembali menanyakan hal tersebut kepada Dispora yang sekarang sudah digabung ke Dispen, lalu Adi menjumpai Kabid Olahraga yaitu Pak Henri Simarmata, dan beliau katakan harusnya hal ini menjadi tanggung jawab KONI. Dan mereka katakan yang di hargai Pemda hanya sampai prestasi Daerah saja.
"Saya bingung, mereka benar-benar tidak bertanggung jawab dan tidak menghargai setiap tetesan keringat maupun tetesan darah yang sudah saya keluarkan di sesi latihan hingga di pertandingan. Tetapi saya berpikir lagi, kalau ini saya diamkan dan saya biarkan, ini akan berkelanjutan hingga tahun-tahun berikutnya, saya sebagai senior di Wushu harus menggebrak ketidakadilan ini agar regenerasi berikutnya tidak merasakan hal yang sama," serunya.
"Dan tahun berikutnya saya sudah berpikir untuk berlabuh ke daerah lain saja yang bisa memperhatikan dan menghargai perjuangan atletnya, bukan yang membisniskan atletnya," tambahnya.
Tiket PON Papua sudah aman digenggamannya mewakili Provinsi Sumut. Padahal untuk mengamankan tiket PON PAPUA harus melalui Porprov, setelah itu Porwil baru Kejurnas Pra PON, yang belum tentu mendapatkan tiket PON.
Sementara Adi "Popay" Manurung sudah menjadi nomor 2 di Indonesia dengan raihan medali Perak di PRA PON 2019.
Prestasi Nasional - Internasional yang pernah diraih oleh Adi "Popay" Manurung yakni :
2015: Medali Perunggu (Juara III) Pra PON JABAR
2016: Medali Perunggu (Juara lll) PON JABAR
2017: Medali Perunggu (Juara III) Kejuaraan Nasional / Road to Asian Games - Jakarta
2018: Medali Emas (Juara I) Kejuaraan Nasional / Piala Presiden - Yogyakarta
2018: Medali Emas ASEAN UNIVERSITY GAMES (Juara I) - Myanmar
2019: Medali Perak Kejuaraan Nasional Pra PON (Juara II) - Bangka Belitung
•Kejuaraan Daerah
Dari tahun 2013 hingga 2019 masih menjadi yang terbaik di Sumatera Utara yang selalu memberikan medali untuk Kabupaten Toba Samosir.
Sedangkan pada prestasi MMA ( Mixed Martial Arts ) bertanding 8 kali, menang 6 kali, dan kalah 2 kali. Rangking 3 di kelas Flyweight.
Selanjutnya, saat hendak dikonfirmasi terkait hal ini kepada Ketua KONI Toba Samosir A. Simanjuntak melalui telepon selulernya, tidak ada jawaban. (OS)