PADANGSIDIMPUAN | Pelaksanaan temu karya Karang Taruna Padangsidimpuan Batunadua berlangsung ricuh dan tidak kondusif, pelaksanaan temu karya tersebut dilaksanakan, di aula kantor camat Setempat, Selasa (10/8/2019).
Kericuhan tersebut terjadi ketika Halomoan Siregar salah satu peserta menolak dan memprotes keras pelaksanaan temu karya tersebut. Ia menuding, acara yang dipanitiai langsung Karang Taruna Kota Padangsidimpuan ini cacat hukum dan melabrak pedoman dasar karang taruna.
Selain Halomoan Siregar, pelaksanaan temu karya inipun diprotes Ketua Karang Taruna (KT) Kecamatan lain yang ikut hadir di lokasi. Mereka adalah Edy Nasution (Ketua KT Sidimpuan Utara), Martuani Siregar (Ketua KT Sidimpuan Hutaimbaru), Andy Gultom (Ketua KT Sidimpuan Selatan), Nanda Rizky Nasution (Ketua KT Sidimpuan Tenggara), serta sejumlah anggota karang taruna lainnya.
"Dalam temu karya ini, kami dikenalkan adanya suatu nomenklatur yang oleh oknum-oknum ini disebut kelompok kerja (pokja). Posisi ini tidak ada dan tidak dikenal dalam struktur karang taruna," tanya Halomoan Siregar saat menyampaikan interupsinya, diamini empat Ketua KT kecamatan lainnya.
Tidak itu saja yang lebih mengherankan lagi, lanjut Halomoan, menurut penilaian mereka bahwa, tugas dan wewenangnya juga sangat melampaui batas.
"Bayangkan saja, seorang Ketua Pokja punya wewenang mengevaluasi kinerja sekaligus melaksanakan temu karya di tingkat kecamatan." ungkapnya
Kericuhan tersebut terjadi ketika Halomoan Siregar salah satu peserta menolak dan memprotes keras pelaksanaan temu karya tersebut. Ia menuding, acara yang dipanitiai langsung Karang Taruna Kota Padangsidimpuan ini cacat hukum dan melabrak pedoman dasar karang taruna.
Selain Halomoan Siregar, pelaksanaan temu karya inipun diprotes Ketua Karang Taruna (KT) Kecamatan lain yang ikut hadir di lokasi. Mereka adalah Edy Nasution (Ketua KT Sidimpuan Utara), Martuani Siregar (Ketua KT Sidimpuan Hutaimbaru), Andy Gultom (Ketua KT Sidimpuan Selatan), Nanda Rizky Nasution (Ketua KT Sidimpuan Tenggara), serta sejumlah anggota karang taruna lainnya.
"Dalam temu karya ini, kami dikenalkan adanya suatu nomenklatur yang oleh oknum-oknum ini disebut kelompok kerja (pokja). Posisi ini tidak ada dan tidak dikenal dalam struktur karang taruna," tanya Halomoan Siregar saat menyampaikan interupsinya, diamini empat Ketua KT kecamatan lainnya.
Tidak itu saja yang lebih mengherankan lagi, lanjut Halomoan, menurut penilaian mereka bahwa, tugas dan wewenangnya juga sangat melampaui batas.
"Bayangkan saja, seorang Ketua Pokja punya wewenang mengevaluasi kinerja sekaligus melaksanakan temu karya di tingkat kecamatan." ungkapnya
"Apa-apaan ini, dimana posisi pokja ini dalam tubuh karang taruna. Sejauh ini, dari lima temu karya kecamatan di Kota Padangsidimpuan yang pernah digelar, kendalinya dipegang penuh oleh suatu kepanitiaan dan memang acuannya berdasarkan AD/ART karang taruna seperti itu," sesalnya lagi.
Sambung dia, sikap ugal-ugalan para oknum yang mengatasnamakan pokja yang diduga berkonspirasi dengan Plt. Ketua Karang Taruna Kota ini juga telah menjatuhkan marwah dan kehormatannya dengan adanya indikasi pembunuhan karakter dirinya.
"Mayoritas pengurus karang taruna se-kota Padangsidimpuan menyaksikan langsung bahwa pada September 2018 lalu, ditempat ini (aula kantor Camat Sidimpuan Batunadua) telah digelar temu karya dan hasilnya menetapkan saya sebagai Ketua Karang Taruna Kecamatan Sidimpuan Batunadua terpilih," tutur Halomoan.
Namun tiba-tiba saja, seseorang yang mengaku ketua pokja dibonceng Plt. Ketua Karang Taruna Kota, kata dia, datang dan ingin menggantikan posisi saya sebagai ketua karang taruna kecamatan lewat pelaksanaan temu karya penuh tanda tanya.
Menurut Halomoan, kalaupun legalitas dirinya sebagai ketua karang taruna kecamatan setempat dibantah karena belum peroleh SK dari camat, itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Hal itu sudah acapkali dia permohonkan, tapi aroma penjegalan kental terasa akibat adanya suatu kepentingan.
Disinggung kepentingan seperti apa yang ia maksud, Halomoan menduga pelaksanaan temu karya kali ini dengan agenda memilih Ketua Karang Taruna Kecamatan Sidimpuan Batunadua tandingan ini bermuatan politis, yakni terselip upaya menancapkan satu suara jelang pelaksanaan Temu Karya Karang Taruna Kota Padangsidimpuan.
Pantau wartawan di lokasi, acara temu karya sempat diskor sekira 15 menit dan selanjutnya perseteruan tersebut dimediasi Ketua DPRD, Siwan Siswanto, dengan mengajak kedua belah pihak duduk bersama dan diskusi tertutup diruangan kerja Camat Sidimpuan, namun tidak ada kata mufakat.
Selanjutnya, pokja yang bertindak sebagai panitia melanjutkan kegiatan temu karya dengan mengacuhkan protes pihak yang keberatan. Situasi pun memanas, pihak yang tidak terima terlihat membubar paksa kegiatan tanpa sempat dilakukan sesi penutupan acara secara resmi.
"Seperti yang kita saksikan bersama, temu karyanya tidak menghasilkan apa-apa dan bubar karena situasi yang tidak kondusif," ungkap Camat Sidimpuan Batunadua yang dalam kesempatan itu diwakili Sekretaris Kecamatan (Sekcam), Robiul Awal Harahap ketika dikonfirmasi awak media ini. (Syahrul)
Sambung dia, sikap ugal-ugalan para oknum yang mengatasnamakan pokja yang diduga berkonspirasi dengan Plt. Ketua Karang Taruna Kota ini juga telah menjatuhkan marwah dan kehormatannya dengan adanya indikasi pembunuhan karakter dirinya.
"Mayoritas pengurus karang taruna se-kota Padangsidimpuan menyaksikan langsung bahwa pada September 2018 lalu, ditempat ini (aula kantor Camat Sidimpuan Batunadua) telah digelar temu karya dan hasilnya menetapkan saya sebagai Ketua Karang Taruna Kecamatan Sidimpuan Batunadua terpilih," tutur Halomoan.
Namun tiba-tiba saja, seseorang yang mengaku ketua pokja dibonceng Plt. Ketua Karang Taruna Kota, kata dia, datang dan ingin menggantikan posisi saya sebagai ketua karang taruna kecamatan lewat pelaksanaan temu karya penuh tanda tanya.
Menurut Halomoan, kalaupun legalitas dirinya sebagai ketua karang taruna kecamatan setempat dibantah karena belum peroleh SK dari camat, itu bukan sepenuhnya kesalahannya. Hal itu sudah acapkali dia permohonkan, tapi aroma penjegalan kental terasa akibat adanya suatu kepentingan.
Disinggung kepentingan seperti apa yang ia maksud, Halomoan menduga pelaksanaan temu karya kali ini dengan agenda memilih Ketua Karang Taruna Kecamatan Sidimpuan Batunadua tandingan ini bermuatan politis, yakni terselip upaya menancapkan satu suara jelang pelaksanaan Temu Karya Karang Taruna Kota Padangsidimpuan.
Pantau wartawan di lokasi, acara temu karya sempat diskor sekira 15 menit dan selanjutnya perseteruan tersebut dimediasi Ketua DPRD, Siwan Siswanto, dengan mengajak kedua belah pihak duduk bersama dan diskusi tertutup diruangan kerja Camat Sidimpuan, namun tidak ada kata mufakat.
Selanjutnya, pokja yang bertindak sebagai panitia melanjutkan kegiatan temu karya dengan mengacuhkan protes pihak yang keberatan. Situasi pun memanas, pihak yang tidak terima terlihat membubar paksa kegiatan tanpa sempat dilakukan sesi penutupan acara secara resmi.
"Seperti yang kita saksikan bersama, temu karyanya tidak menghasilkan apa-apa dan bubar karena situasi yang tidak kondusif," ungkap Camat Sidimpuan Batunadua yang dalam kesempatan itu diwakili Sekretaris Kecamatan (Sekcam), Robiul Awal Harahap ketika dikonfirmasi awak media ini. (Syahrul)