Aksi Kapal Tongkang Ini Cemarkan Perairan Belawan

Sebarkan:
BELAWAN | Kapal Tongkang BS Waruna I membuang pasir limbah di perairan sekitar 3 mil dari Pantai Belawan. Akibatnya, perairan zona tangkap nelayan tercemar limbah dan alat tangkap jaring nelayan rusak.

Terungkapnya proses pembuangan tanah diduga berasal dari PT Waruna Nusa Sentana Belawan berdasarkan rekaman video yang direkam nelayan. Dalam rekaman itu terlihat kapal tongkang bermuatan limbah ditarik Tag Boat Murni Karya Belawan dan melakukan pembuangan pasir ke laut sekitar 3 mil.

Dampak dari pembuangan pasir bercampur karatan besi sudah dikeluhkan nelayan beberapa hari sebelumnya. Sebab, jaring nelayan yang berlabuh di sekitar perairan itu rusak terkena karatan besi yang bercampur di limbah tanah tersebut.

"Selama ini kami heran, kenapa jaring kami terangkut besi karatan. Ternyata ada pembuangan pasir di kawasan tempat kami menangkap ikan. Sudah begini kemana kami mengadu?" keluh nelayan di Belawan, Rabu (23/10).

Ketua Aliansi Nelayan Selat Malaka (ANSM) Sumut, Abdul Rahman menyayangkan tindakan yang dilakukan perusahaan galangan tersebut. Pasalnya, pasir bercampur karatan besi merusak mata pencaharian nelayan.
"Lihat nelayan kita yang menangkap ikan, jaring banyak yang rusak dan sulit mendapatkan ikan. Kita minta ke Syahbandar Utama Belawan mengambil tindakan atas perbuatan perusahaan itu," tegasnya.

Seharusnya, kata pria yang akrab disapa Atan ini, proses pembuangan pasir itu harus sesuai regulasi. Sehingga, tidak memberikan dampak buruk bagi kelestarian dan pencemaran Pantai Belawan.

"Kalau kita lihat pembuangan pasir itu, telah menyalahi prosedur izin dan pelaksanaan di lapangan. Kita akan surati pihak terkait akibat dampak yang dirugikan kepada nelayan," sebutnya.

Sementara, Humas PT Waruna Nusa Sentana Belawan, Ardiansyah membenarkan ada kegiatan pengorekam pasir di alur galangan perusahaan mereka. Pasir itu tidak ada mengandung karatan besi hanya pasir lumpur biasa.

"Saya jelaskan ya, selama ini banyak kapal manuver di pelabuhan. Jadi, dampaknya pasir menumpuk ke alur kita, akibatnya terjadi pedangkalan. Makanya kita keruk untuk menetral alur yang sudah dangkal. Soal adanya karatan besi itu tidak benar," bantahnya.

Ditanya kenapa pasir itu dibuang di perairan sekitar 3 mil, Ardiansyah kembali membantah. Bahwasanya pasir itu dibuang ke tengah laut. Bahkan mereka sudah melakukan kordinasi dengan pihak regulasi.

"Kita selama ini sudah laporkan ke Pelindo akibat dangkalnya alur kita. Makanya kita lakukan pengerukan sendiri, soal adanya karatan besi tidal benar apalagi membuang ke perairan 3 mil. Kami sudah bekerja sesuai prosedur dan izin," terangnya.

Terpisah, Manager Umum dan SDM PT Pelindo I Cabang Belawan, Khairul Ulya dikonfirmasi terkejut soal masalah kedangkalan alur PT Waruna Nusa Sentana. Sebab, urusan alur tanggung jawab Syahbandar Utama Belawan dan Otoritas Pelabuhan Belawan.

"Kami ini urusannya pelayanan dan administrasi di pelabuhan, tidak ada urusan kami soal alur. Jadi, apa yang dikatakan mereka, selama ini setahu saya tidak ada kordinasi masalah pengerukan pasir tersebut," ucap Ulya. (mu-1)


Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar