![]() |
Elvi Yuliana Napitupulu |
Diketahui, Pilkades di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara akan digelar serentak pada 30 Oktober 2019 mendatang, yang akan diikuti oleh 122 desa di 17 Kecamatan.
Elvi berharap warga cerdas sikapi Pilkades ini. Warga yang mengikuti Pilkades ini agar dapat memilih calon Kepala Desa (Cakades) yang mampu bekerja, memiliki gagasan, membangun ekonomi kerakyatan dan pemberdayaan manusia.
"Pilih yang mampu bekerja, para pemilih agar jangan memilih karena uang. Kalau kita mau mengubah sistem demokrasi transaksional yang sudah terjadi di beberapa periode yang lalu, kita harus mulai dari Pilkades ini. Kalau suara kita masih bisa dibeli karena uang, jangan harap kedepan di 2024, kita akan melahirkan pemimpin seperti Jokowi," ujar Elvi saat ditemui di Sei Rampah, Sergai, Rabu (23/10/2019).
Menurut wanita yang juga menjabat Wakil Bendahara DPC PDIP sergai ini, perubahan harus dimulai dari Pilkades 2019 ini. Ia mengajak para pemilih perempuan dan pemula untuk paham menilai dan memilih calon pemimpinnya.
"Pilihlah calon Kades yang sudah 'selesai' dengan dirinya. Artinya dia bukan mencari kekuasaan untuk memperkaya dirinya, karena dia sudah mapan ekonominya," tegasnya.
Lebih lanjut, Elvi juga menghimbau kepada warga agar jangan anti dengan politik. Menurutnya, warga bisa belajar pendidikan politik itu dari situasi terdekat, seperti contohnya mengawal Nawacita Jokowi yang dituangkan ke Kades.
"Warga harus menjadi pengawal Nawacita Jokowi. Politik itu membutuhkan hati yang terpanggil, misalnya ketika melihat ada warga yang susah, contohnya ada gelandangan, tapi pemerintah daerah kerap dibiarkan begitu saja. Kemana Dinas Sosial?," serunya.
"Mengawal Program Jokowi itu tidak harus dari elit atas politik. Bahkan seorang ibu rumah tangga pun bisa menjadi kritis ketika melihat permasalahan di desa," lanjutnya.
Tidak lupa, Elvi menghimbau kepada warga agar tidak memilih calon Kades yang memakai isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Karena, kata Elvi, negara Indonesia berazaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Isu SARA tidak berlaku lagi, ini negara Indonesia berazaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya. (Sdy)
Menurut wanita yang juga menjabat Wakil Bendahara DPC PDIP sergai ini, perubahan harus dimulai dari Pilkades 2019 ini. Ia mengajak para pemilih perempuan dan pemula untuk paham menilai dan memilih calon pemimpinnya.
"Pilihlah calon Kades yang sudah 'selesai' dengan dirinya. Artinya dia bukan mencari kekuasaan untuk memperkaya dirinya, karena dia sudah mapan ekonominya," tegasnya.
Lebih lanjut, Elvi juga menghimbau kepada warga agar jangan anti dengan politik. Menurutnya, warga bisa belajar pendidikan politik itu dari situasi terdekat, seperti contohnya mengawal Nawacita Jokowi yang dituangkan ke Kades.
"Warga harus menjadi pengawal Nawacita Jokowi. Politik itu membutuhkan hati yang terpanggil, misalnya ketika melihat ada warga yang susah, contohnya ada gelandangan, tapi pemerintah daerah kerap dibiarkan begitu saja. Kemana Dinas Sosial?," serunya.
"Mengawal Program Jokowi itu tidak harus dari elit atas politik. Bahkan seorang ibu rumah tangga pun bisa menjadi kritis ketika melihat permasalahan di desa," lanjutnya.
Tidak lupa, Elvi menghimbau kepada warga agar tidak memilih calon Kades yang memakai isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Karena, kata Elvi, negara Indonesia berazaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
"Isu SARA tidak berlaku lagi, ini negara Indonesia berazaskan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," pungkasnya. (Sdy)