MEDAN - Masyarakat dengan tingkat kemampuan literasi yang baik, pada umumnya akan berkorelasi dengan kemampuan diri untuk menghasilkan pilihan-pilihan yang bijak dalam hidupnya.
Untuk itu, gemar membaca penting sekali dibudayakan di tengah masyarakat. Apalagi, upaya untuk mengakses bahan bacaan di era digital sekarang sudah kian lebih mudah.
Untuk itu, gemar membaca penting sekali dibudayakan di tengah masyarakat. Apalagi, upaya untuk mengakses bahan bacaan di era digital sekarang sudah kian lebih mudah.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi saat membuka Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota se Sumut tahun 2019, di Aula Raja Inal Siregar lantai 2, Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Kamis (24/10/2019).
"Aula Raja Inal ini akan kita renovasi dan satu yang saya rencanakan itu penyediaan ruang baca di sini. Ini menjadi satu langkah yang akan Kita ambil untuk mendukung budaya gemar baca. Hampir seluruh kegiatan itu dilaksanakan di sini, jadi sembari menunggu acara bisa membaca," katanya.
Anjuran membaca ini, kata Edy, bahkan juga telah lama dianjurkan dalam agama Islam. Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah lewat wahyuNya yakni Iqra atau yang berarti “bacalah!”. Wahyu pertama ini mengisyaratkan betapa pentingnya manfaat membaca dalam kehidupan kita.
"Tetapi justru orang-orang barat yang mempraktikkan ini. Saya sering lihat di dalam pesawat itu, biasanya mereka membawa buku untuk dibaca selama perjalanan. Budaya-budaya yang baik seperti ini harus kita biasakan, kalau bisa sejak dini kepada anak-anak kita," ujar Edy.
Lebih lanjut, Edy menyayangkan minat baca di Sumut yang masih rendah. Hal ini perlu dievaluasi, khususnya mengenai koleksi buku.
"Penting untuk menyediakan dan memperbanyak buku yang menarik perhatian anak-anak. Sehingga, membaca tidak dianggap menjadi beban," pungkasnya. (Ril)
"Aula Raja Inal ini akan kita renovasi dan satu yang saya rencanakan itu penyediaan ruang baca di sini. Ini menjadi satu langkah yang akan Kita ambil untuk mendukung budaya gemar baca. Hampir seluruh kegiatan itu dilaksanakan di sini, jadi sembari menunggu acara bisa membaca," katanya.
Anjuran membaca ini, kata Edy, bahkan juga telah lama dianjurkan dalam agama Islam. Nabi Muhammad SAW diperintahkan Allah lewat wahyuNya yakni Iqra atau yang berarti “bacalah!”. Wahyu pertama ini mengisyaratkan betapa pentingnya manfaat membaca dalam kehidupan kita.
"Tetapi justru orang-orang barat yang mempraktikkan ini. Saya sering lihat di dalam pesawat itu, biasanya mereka membawa buku untuk dibaca selama perjalanan. Budaya-budaya yang baik seperti ini harus kita biasakan, kalau bisa sejak dini kepada anak-anak kita," ujar Edy.
Lebih lanjut, Edy menyayangkan minat baca di Sumut yang masih rendah. Hal ini perlu dievaluasi, khususnya mengenai koleksi buku.
"Penting untuk menyediakan dan memperbanyak buku yang menarik perhatian anak-anak. Sehingga, membaca tidak dianggap menjadi beban," pungkasnya. (Ril)