TAPUT | Bagi sebagian orang, Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) selalu dijauhi dan ditakuti karena khawatir melakukan tindakan nekat. Namun tidak bagi Satika Simamora. Ketua Yayasan Kangker Indonesia Cabang Tapanuli Utara menilai bahwa bila ada dalam satu keluarga mengidap ODGJ justru perlu diperhatikan bahkan harus selalu diajak berinteraksi.
Hal itu terlihat awak media ini, ketika Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Taput mengetahui adanya anggota keluarga Tiasa Boru Simanjuntak (72) yang kesehariannya bertani warga desa Onan Runggu IV Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara, dua putranya bernama Martumbur Aritonang (48) dan adiknya Haposan Aritonang (44) pengidap ODGJ. Jumat (26/3/2021).
Satika Simamora memaparkan, YKI cabang Taput tergerak hati saat melihat ODGJ yang butuh akan penanganan maupun pengobatan di dalam keluarga yang kurang beruntung, Ia tidak segan mendekati dan mengajak berkomunikasi.
Meski terkadang tidak membalas upaya komunikasinya, namun tidak mematahkan niatan membantu ODGJ tersebut. Bunda yang di kenal supel dan ramah yang juga istri Bupati Tapanuli Utara tetap semangat dan terkadang bercanda dengan ODGJ tersebut. “Kita dekati, kita sapa, pelan pelan kita ajak komunikasi” ucap Satika.
Satika menambahkan, bukan hanya mengajak berkomunikasi, Satika melalui Yayasan Kangker Indonesia juga menyerahkan bantuan berupa donasi dan sembako sebagai bentuk kepedulian.
“ Terlepas dari kondisi jiwa atau pikiranya terganggu, saya hanya berfikir mereka itu tetap manusia yang butuh perhatian dan pemulihan, bukan hanya medis, keluarga juga harus ambil peran, merawatnya dengan cara yang benar, warga di lingkungan sekitarnya seyogianya ikut membantu,“ papar Satika yang terpantau berkordinasi dengan Kepala Puskesmas Sipahutar Fatima Simatupang yang turut mendampingi.
Adam Matiur Aritonang (50) menceritakan kedua adik kandungnya itu dulunya bekerja di perusahaan swasta di Duri, dari tempat kerja itulah mereka tiba-tiba mengidap gangguan kejiwaan. Namun Adam tidak menjelaskan secara detail terkait kejadiannya sejak mereka dipulangkan ke kampung ini sekitar 20 tahun lalu.
Bahkan Matiur yang dulunya juga bekerja di perusahaan yang sama dengan adik-adiknya harus rela meninggalkan pekerjaannya, hanya untuk merawat kedua adik dan ibu kandungnya di kampung.
Kepala Desa Onan Runggu IV, Sampe Tua Simanjuntak menjelaskan kepada Satika, bahwa kedua kakak beradik ini pernah ingin di rujuk ke rumah singgah bagi ODGJ yang berada di Kecamatan Pangaribuan, tapi ibunya melarangnya, dengan alasan ibunya mengatakan bahwa kedua anaknya itu bisa membantunya mencari nafkah.
" Memang benar, Martumbur dan Haposan ini bisa bekerja, biasanya mereka bekerja di ladang milik tetangga dan menerima upah hasil kerja, apalagi Abang mereka juga bekerja untuk membantu ekonomi keluarga ini," beber Kades Sampe yang juga dibenarkan Kapus Sipahutar Fatima Simatupang yang rutin monitoring memantau perkembangan kesehatan di desa itu. (Henry)