“Kami pas nyantai melihat pemandangan Danau Toba dari warung pinggir jalan, tiba-tiba kera datang dari bawah dan langsung menyerbu makanan ringan kami,” ujar R. Simatupang kepada wartawan, Kamis (3/9/2021).
Melihat hal itu R Simatupang bersama keluarganya langsung menyelamatkan barang-barang lainnya, seperti HP yang diletakkan di meja makan.
Kera-kera tersebut juga mendekat kepada pengunjung, terutama yang sedang menyantap makanan.
“Takut kami bang, tiba-tiba kera muncul dan langsung menyambar roti yang kami makan,” tambah R Simatupang.
Melihat hal itu, pemilik warung lalu mengusir tiga kera yang datang ke warung dan mengganggu pengunjung.
“Baru sebulan ini bang kera-kera ini masuk ke warung-warung di pinggir jalan,” ujar pemilik warung bermarga Nainggolan.
Tambah Nainggolan, kera-kera berjumlah ratusan tersebut turun ke warung-warug karena tidak dapat makanan lagi di hutan.
“Kami minta Dinas Pariwisata turun tangan, karena dikhawatirkan ini bisa berakibat fatal bagi pengunjung,” pinta Nainggolan.
Amatan wartawan, kera-kera tersebut sebelumnya berada di pohon-pohon pinggir jalan sambil menunggu makanan yang dilempar penumpang bus atau mobil lainnya.
Namun plank-plank yang melarang penumpang bus dan mobil untuk tidak memberikan makanan kepada kera-kera tersebut nampak berdiri di pinggir jalan.
“Selama ini, kera-kera tersebut tak mau turun ke warung-warung, namun adanya larangan penumpang mobil memberikan makanan membuat kera-kera tersebut kelaparan dan turun ke warung-warung,” terang Nainggolan. (ril)
Melihat hal itu R Simatupang bersama keluarganya langsung menyelamatkan barang-barang lainnya, seperti HP yang diletakkan di meja makan.
Kera-kera tersebut juga mendekat kepada pengunjung, terutama yang sedang menyantap makanan.
“Takut kami bang, tiba-tiba kera muncul dan langsung menyambar roti yang kami makan,” tambah R Simatupang.
Melihat hal itu, pemilik warung lalu mengusir tiga kera yang datang ke warung dan mengganggu pengunjung.
“Baru sebulan ini bang kera-kera ini masuk ke warung-warung di pinggir jalan,” ujar pemilik warung bermarga Nainggolan.
Tambah Nainggolan, kera-kera berjumlah ratusan tersebut turun ke warung-warug karena tidak dapat makanan lagi di hutan.
“Kami minta Dinas Pariwisata turun tangan, karena dikhawatirkan ini bisa berakibat fatal bagi pengunjung,” pinta Nainggolan.
Amatan wartawan, kera-kera tersebut sebelumnya berada di pohon-pohon pinggir jalan sambil menunggu makanan yang dilempar penumpang bus atau mobil lainnya.
Namun plank-plank yang melarang penumpang bus dan mobil untuk tidak memberikan makanan kepada kera-kera tersebut nampak berdiri di pinggir jalan.
“Selama ini, kera-kera tersebut tak mau turun ke warung-warung, namun adanya larangan penumpang mobil memberikan makanan membuat kera-kera tersebut kelaparan dan turun ke warung-warung,” terang Nainggolan. (ril)