Hal ini disampaikan salah wali murid Eko Setiawan dan Fani Ardana kepada metro-Online.co, Kamis 27/01/2022. Saat ini namun pihak sekolah tetap saja ngotot dan meminta agar walimurid bisa datang ke sekolah supaya anaknya ikut vaksin massal.
" Sudah kubilang sama pihak sekolah anakku jangan dulu divaksin, tapi bolak balik pihak sekolah manggil orang tua, seakan terus meneror kita wali murid, sudah dua kali kita dipanggil walimurid ini,"ucap Eko Setiawan.
Sementara itu Fani Ardana juga kesal dengan pihak sekolah SDN 106831 ini. Menurutnya pihak sekolah terlalu memaksakan agar anak-anak didiknya seluruhnya bisa divaksin.
"Keponakan saya sekolah di SDN 106831 ini. Orangtuanya sudah nggak setuju anaknya divaksin takut terjadi apa apa, karena di tanjung Morawa viral kabar anak SD meninggal usai di vaksin, kami orang tua wajar cemas bila terjadi sesuatu dengan anak kami, kalau kejadian hal hal yang tak diinginkan, siapa yang tanggung jawab, kami masyarakat ini tidak tau ilmu medis, tapi kita tidaklah pasrah saja apa yang dilakukan pada anak kami, ini karena tak vaksin anaknya, pihak sekolah terus saja manggil. Alasannya mau sosialisasi tapi caranya maksa. Kalau nggak mau orangtua nggak perlu dipaksa,"kata Fani.
Beberapa orangtua Walimurid berharap agar dalam masalah ini segera di sikapi Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan. Bahwasanya saat ini vaksin massal anak itu sudah meresahkan. Mereka meminta agar ada penegasan dari Bupati kepada pihak sekolah agar tidak memaksa walimurid memberi ijin anaknya divaksin.
Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 106831, Darti yang dikonfirmasi menampik kalau dirinya disebut telah memaksa para walimurid. Ia mengakui baru dua kali memanggil walimurid datang ke sekolah dengan tujuan untuk mensosialisasikan.
" Karena Muspika datang untuk sosialisasi makanya diundang. Baru dua kalinya, nggak ada kita paksa. Kita hanya menjalankan program vaksin anak 6-11 tahun, dengan mensosialisasikan karena masih ada yang belum mau divaksin. Target supaya bisa belajar tatap muka itukan harus 100 persen dulu yang divaksin, saat ini sekolah kami belum seratus persen, makanya sistem belajar mengajar tatap muka masih dilakukan bergiliran," pungkasnya. (wan)