"Benih kecambah kelapa sawit yang dihasilkan, mutunya perlu dijaga, baik itu mutu fisik, fisiologis dan genetis, agar benih unggul yang dihasilkan lebih bermutu dan berdaya saing, sehingga produktivitas dan ekspornya lebih maksimal," ujar Lenny.
Oleh sebab itu kata Lenny, pihaknya sangat mendukung akselerasi ekspor komoditas pertanian khususnya benih kelapa sawit asal Desa Bangun Bandar Kecamatan Dolok Masihul tersebut, sehingga capaian program Kementan melalui Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) semakin meningkat.
"Dari portal data Iqfast Badan Karantina Pertanian, tahun 2020, ekspor benih Kelapa Sawit dari Bangun Bandar jumlahnya hanya 55.850 butir dengan nilai Rp. 549.300.868 tujuan Kamerun, kemudian tahun 2021 meningkat signifikan menjadi 3.246.250 butir dengan nilai ekspor Rp. 28.439.236.000 tujuan Kamerun, India, Peru, Papua Newguinea, dan Nigeria," jelasnya.
Sementara itu, Indra Syahputra Kepala Socfindo Speed Production And Laboratory (SSPL) mengatakan, permintaan benih kelapa sawit sejak tahun 2021 terus meningkat. Hal ini pertanda bahwa program Gratieks di Sumatera Utara mendapat dukungan masyarakat, khususnya para pengusaha perkebunan.
"Target kita untuk ekspor tahun 2022 ini bisa mencapai 4 juta butir dengan harapan permintaan dari berbagai negara juga semakin bertambah," pungkas Indra.(wan)