Acara tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, H. Edy Rahmayadi bersama Wakil Gubernur Sumatera Utara, H. Musa Rajekshah, Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Achmad Daniel Chardin, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol. RZ. Panca Putra Simanjuntak, Kajati Sumatera Utara, Idianto SH MH, Kepala BPK Perwakilan Sumatera Utara, Eydu Oktain Panjaitan S.E., M.M., Ak., CA., Ketua Perwakilan BPKP Sumatera Utara Kwinthamaka SE MM bersama Perwakilan Forkopimda lainnya. Turut dihadiri Kepala Daerah bersama Ketua DPRD, Kapolres, Dandim dan Kajari se Sumatera Utara.
Sekda didampingi Kepala Bappeda Ir. Remus H. Pardede M.Si, Kepala Bapenda H. Timur Tumanggor S.Sos M.Si, Kepala BPKA Baginda Thomas Harahap SH, Kabid IKP Dinas Kominfostan Dani Rezeki ST serta perwakilan OPD terkait.
Pada rakor tersebut, Gubernur H. Edy Rahmayadi memaparkan kondisi ekonomi Sumut pada Triwulan I tahun 2022 yang tumbuh 3,90 persen. Dia mengatakan perekonomian Sumut berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Triwulan I-2022 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 225,42 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 138,88 triliun.
Gubernur menjelaskan, ekonomi Sumut triwulan I-2022 terhadap triwulan IV-2021 mengalami konstraksi sebesar 3,90 persen (q-to-q). “Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi pada lapangan usaha jasa keuangan sebesar 6,57 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa merupakan komponen yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 2,30 persen,” paparnya.
Sementara terhadap triwulan I-2021, menurut Edy, ekonomi Sumut triwulan I-2022 mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 7,78 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi pada komponen ekspor barang dan jasa sebesar 14,64 persen.
Gubernur mengungkapkan, struktur ekonomi di Pulau Sumatera secara spasial pada triwulan I-2022 didominasi oleh beberapa provinsi. Di antaranya, Provinsi Sumut memberikan kontribusi terhadap PDRB Pulau Sumatera sebesar 22,92 persen, Provinsi Riau sebesar 24,56 persen, Provinsi Sumsel sebesar 13,05 persen, dan Provinsi Lampung sebesar 9,64 persen.
“Sementara kontribusi terendah adalah Provinsi Bengkulu sebesar 2,10 persen,” ungkap Gubernur H. Edy Rahmayadi.(Wan)