Direktur RSUD Panyabungan Klaim Pelayanan Tak Terganggu meski Poli Dalam Tutup karena Dokternya Pergi Kongres

Sebarkan:

Sebuah pengumuman tertulis di pintu ruang poli dalam di RSUD Panyabungan. (Ist)

MANDAILING NATAL | Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan dr M Rusli Pulungan mengatakan kepergian dokter spesialis penyakit dalam mengikuti kongres nasional ke-XVIII Papdi (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia) di Kota Semarang, tak menganggu pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut. 

Rusli pun mengaku pihaknya sudah mengantisipasi agar masyarakat tetap mendapatkan pelayanan. 

"Sudah kita antisipasi. Karena kebetulan kita punya dokter penyakit paru dan punya dokter jantung. Kemudian untuk penyakit-penyakit kronis kita layani dengan menempatkan pelayanan IGD-nya. Jadi tetap terlayani tidak ada yang tidak kita layani," katanya, saat dikonfirmasi di ruangannya, Jumat (15/7/2022). 

Dokter spesial THT ini menjelaskan antisipasi yang dimaksudkan itu yakni pihak rumah sakit saat ini memberi solusi dengan cara mengalihkan pasien yang datang berobat ke poli dalam. 

Misalnya, kata dia, pasien yang datang dengan keluhan paru bakal dialihkan ke dokter spesialis paru, yang sebenarnya juga bagian penyakit dalam. Dan, untuk pasien yang keluhan di jantung maka dialihkan ke dokter spesial jantung. 

"Karena kebetulan sekarang kan ada dokter jantung dan dokter paru kita. Dan untuk penyakit-penyakit metabolik kronis kita siapkan pelayanan untuk penambahan obat. Jadi itu yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi dokter kita yang mengikuti acara ilmiah (kongres)," tandasnya. 

Ketika disinggung mengapa ketiga dokter spesialis penyakit dalam yang bertugas di RSUD Panyabungan itu mengikuti kongres dengan hadir langsung ke Semarang, padahal bisa diikuti secara online, dia mengaku pihaknya berpositive thingking akan hal itu. 

"Ya untuk peserta mungkin saja bisa (online), tapi kan dokter tidak hanya bisa sebagai peserta, sesekali juga harus menjadi penyaji. Saya tidak tahu pasti apakah dokter penyakit dalam kita ikut dalam penyajian pada acara event ilmiah mereka ini atau tidak. Tapi, kalau kita dari manajemen rumah sakit positive thingking bahwa mereka pergi untuk meningkatkan keilmuan mereka, mengupdate ilmu mereka," imbuhnya. 

Dia juga menambahkan, bahwa kongres itu merupakan sebuah event atau acara ilmiah yang wajib diikuti oleh seluruh dokter spesialis sesuai dengan keahliannya. Dalam pengertian wajib  menurut Rusli, setiap dokter spesialis harus mengumpulkan SKP untuk dapat memperbaharui sertifikat kompetensinya nantinya. 

"Jadi kalau SKP-nya masih kurang dia wajib mengikuti, tujuannya supaya mutu dokter Indonesia itu tetap terjaga. Sehingga, acara ilmiah ini harus dikumpulkan SKP-nya untuk dapat nanti dipakai pada saat pembaharuan sertifikat kompetensi. Karena sertifikat kompetensi dokter Indonesia itu harus diperbaharui setiap 5 tahun. Jadi kalau (dokter spesialis) kurang SKP-nya, kurang dia mengikuti acara ilmiah, atau kurang mengikuti workshop maka sertifikat kompetensi itu enggak bisa keluar, kecuali dia menggantinya dengan ujian kompetensi," jelasnya. 

Sebagaimana diketahui sebelumnya, ketiga dokter spesialis penyakit dalam di RSUD Panyabungan yakni dr Syafran Halim Harahap Sp.PD dan dr Dedy Muhammad Abu Bakar Sp.PD serta dr Juang Usman Rangkuti Sp.PD dikabarkan mengikuti kongres dari tanggal 12-16 Juli di Kota Semarang. 

Kendati acara kongres tersebut sebenarnya dapat diikuti secara Hybrid (sebagian online dan sebagian ofline) namun ketiga dokter spesialis itu memilih mengikuti secara ofline atau langsung hadir di Semarang.

Akibatnya, pelayanan pasien untuk poli dalam di RSUD Panyabungan tak ada pelayanan.

Pelayanan pasien untuk poli dalam sementara waktu diinformasikan ditutup. Hal itu berdasarkan pengumuman yang tertulis di pintu ruangan poli dalam di rumah sakit milik pemerintah tersebut. 

"Poli dalam tutup mulai tanggal 12-16 buka kembali tanggal 18," demikian tulisan pengumuman itu. (SRH/Sahrul) 

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini