Aksi demonstrasi yang dilakukan Forum Rakyat & Aktivis (FRA) Sumatera Utara pada Jumat (9/9/2022) di PT.Pertamina Patra Niaga Jalan Yos Sudarso Medan, merupakan aksi kekecewaan rakyat atas kenaikan BBM yang mencapai 31 persen "teriak massa", meskipun rakyat/pendemo sadar bahwa yang didapatkan hanyalah jawaban-jawaban normatif yang tidak memuaskan namun ini harus terus menerus dilakukan agar pemerintah sadar.
Ironinya dalam menyampaikan aspirasi melalui demonstrasi, tak jarang sering terjadi benturan dengan aparat kepolisian maupun TNI dalam pengawalan dan keamanan, "kata Johan Merdeka. dalam orasinya.
“Kami berharap agar General Manager PT.Pertamina dapat menjembatani ke Pemerintah Pusat untuk membatalkan kenaikan BBM. Aksi kami disini hanya menuntut keadilan untuk rakyat. Jangankan kami yang susah untuk membelanjai anak-anak kami, termasuk uang transportasi anak sekolah, ASN juga sudah merasa kesusahan akibat kenaikan BBM ini,” ujar Rachmat dari Forum Rakyat & Aktivis Sumut di Pertamina UPMs I Medan, Jumat (9/9/2022)
Pendemo meminta agar GM PT.Pertamina turun menemui mereka dan setelah didesak akhirnya Manager Humas PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara, Taufikurrahman menemui pendemo.
Dalam pertemuan itu Forom Rakyat & Aktivis menyampaikan tuntutan daiantaranaya adalah mendesak Presiden untuk mengevaluasi pejabat utama dan jajaran komisaris PT. Pertamina atas kerugian BUMN.
Kemudian mendesak DPR RI segera membentuk Pansus atau Panja kenaikan harga BBM serta meminta pembatalan kenaikan BBM yang diikuti normalisasi harga-harga yang sudah terlanjur naik
“Kami akan mencoba menjembatani kenaikan harga BBM ini ke Pemerintah Pusat,” kataTaufikurrahman menjawab pendemo sambil menerima berkas tututan.
Selanjutnya pedemo bergerak ke Gedung DPRD Sumut dan membentangkan spanduk besar berisi desakan agar Porkopimda Sumut Menolak Kenaikan BBM.
Setelah menyampaikan tuntutannya, aksi yang berjalan tertib dan lancar membubarkan diri. "Kita akan melakukan aksi lanjutan pada 15 September 2022 yang akan datang dengan massa lebih besar," kata Sahruddin, pegiat sosial. (rel/REM)