“Jadi seperti yang terjadi dalam kasus BBM bersubsidi, kita minta ditambahkan produksinya, sehingga petani bisa mudah mendapatkannya,” katanya saat RDP dengan PT.Pupuk Indonesia, Jakarta, Selasa (21/9/2022).
Rudi yang merupakan anggota Fraksi Nasdem ini mengaku bahwa pihaknya banyak mendapatkan aduan dan keluhan dareli para petani bahwa stok pupuk ini terbatas. “Petani banyak tanya, kenapa pupuk bersubsidi ini langka, misalnya tadi disebutkan jenisnya, NPK, Urea dan sebagainya,” ujarnya.
Akibat kelangkaan pupuk bersubsidi ini, Legislator dari Dapil Sumatera Utara III ini mengungkapkan bahwa para petani sawit dan padi ini tidak sedang baik-baik saja. “Malah ada yang mengaku panennya terganggu, lalu ada juga yang mengungkap hasil panen buahnya tidak memuaskan,” papar
Disisi lain, Rudi meminta penjelasan mengapa harga pupuk bersubsidi ini agak tinggi. “Apakah karena stoknya berkurang atau distribusinya yang terganggu. Masalahnya, ada yang menduga-duga, seperti yang terjadi kelangkaan minyak goreng. Komoditas CPO banyak diekspor ke luar negeri, sehingga kebutuhan dalam negeri berkurang,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur PT Pupuk Indonesia (Persero) Achmad Bakir Pasaman tidak membantah bahwa saat ini pupuk yang disediakan pasti tidak akan mencukupi kebutuhan petani. Sebab, pupuk yang disediakan pemerintah hanya 1/3 dari kebutuhan petani.
“Jadi kalau memang apakah pupuk kami telat, apakah pupuk kami ini bisa dilihat dari digital. Memang akan terus diteriakan langka, karena pupuk yang tersedia kalau berdasarkan eRDKK [Rencana Definitif Kebutuhan Pupuk Bersubsidi Kelompok secara Elektronik] bahwa keperluan pupuk sebesar 25 juta ton sementara pupuk yang bisa disediakan oleh subsidi sebesar 9 juta,” ujar Achmad dalam RDP dengan Komisi VI DPR.
Dia menjelaskan, untuk menjawab mengenai pasokan pupuk, mulai dari persediaan pupuk hingga jumlah yang tersalurkan, pihaknya menggunakan sistem digital. Dari mulai lini satu yaitu pabrik, gudang lini II, gudang lini III, distributor, kios pengecer hingga ke kelompok tani.
“Oleh karena itu, kami juga cara menjawab ini, bisa ini kami salah, bisa juga kami tidak salah. Makanya, kami membuat sistem digital end to end dari lini satu sampai lini 4 yang bisa menjawab pertanyaan tersebut,” ujar Achmad.
Menurut dia, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga bulan Agustus sebesar 63 persen dan diharapkan pada Desember minimum 92 persen tersalurkan.(rel)