Di
Philanthropy Trip atau Philan Trip kali ini, SOS Children’s Villages tidak
hanya mengajak Sahabat SOS tetapi juga melibatkan komunitas pelari lokal Medan,
beberapa media lokal dan influencer. Dengan tema kegiatan #BangkitBersama, kami
ingin mengajak masyarakat luas mengenal lebih dekat anak-anak dan para Ibu SOS
Children’s Villages.
Agenda
wisata pertama dimulai pada 29 Juli 2022. Setelah peserta trip yang berasal
dari Jakarta dan Bandung melangkahkan kaki mereka di Medan, kami membawa mereka
untuk menikmati wisata kuliner di Soto Sinar Pagi. Kemudian dilanjutkan dengan
wisata bersejarah Tjing A Fie, lalu ditutup dengan makan malam bersama di
Seafood Wajir. Walaupun telah menempuh perjalanan yang panjang, seluruh Sahabat
SOS yang berpatisipasi pada Philan Trip ini tetap ceria dan bersemangat hingga
kembali ke Hotel Radisson, tempat mereka beristirahat.
Keesokan
harinya, seluruh peserta trip sudah berkumpul di lobi hotel pukul 5.00 pagi.
Setelah sarapan, perjalanan di hari kedua pun dimulai dengan tujuan ke Danau
Toba dan Pulau Samosir. Sebelum tiba di Parapat, panitia mengajak para peserta
trip singgah di Siantar untuk menikmati jajanan khas daerah tersebut, Roti
Ganda. Setibanya di Pantai Atsari, mereka menyempatkan untuk berfoto di
beberapa spot Run To Care lalu menaiki kapal yang membawa mereka berpelesir ke
Huta Siallagan di Pulau Samosir. Di atas kapal sambil memanjakan mata dengan
keindahan Danau Toba, mereka mengunjungi batu gantung dan menikmati santap
siang bersama dengan menu Ikan Mujair Bakar, Sambal Tombur dan Daun Ubi Tumbuk.
Hidangan khas Batak ini benar–benar berhasil membuat para peserta berdecak
kagum dengan cita rasanya yang begitu nikmat.
Searah
dengan perjalan peserta kembali ke Medan, mereka juga menyusuri rute Run To
Care yang dilintasi para pelari ultra marathon 150KM yang berjuang untuk
anak–anak dan keluarga rentan yang terdampak pandemi. Perjalanan seharian penuh
ke Danau Toba dan Samosir meninggalkan kesan yang tak terlupakan oleh seluruh
peserta trip yang ternyata juga kali pertama mereka mengunjungi Medan.
Di
hari ketiga, yang merupakan hari terakhir dalam trip ini, para peserta turut
berkontribusi dalam berlari eksibisi sejauh 5 KM dan merasakan euforia Run To
Care 2022 yang mengambil titik finish di SOS Children’s Village Medan, di mana
para pelari luar biasa Run To Care 2022 juga melakukan finish mereka di sana.
Sehingga para peserta trip juga dapat merasakan rasa terharunya para pejuang
anak setelah berlari ratusan kilometer dan disambut bahagia oleh anak-anak SOS
Children’s Village Medan.
Salah
satu peserta trip asal Jakarta, Ibu Bertha Natalia, membawa keceriaan pada lari
eksibisi ini. Beliau mengajak anaknya, Brian, yang masih berusia 5 tahun untuk
ikut melangkahkan kakinya sejauh 5 KM. Hal ini membuat Brian menjadi peserta
termuda di Run To Care 2022. Kehadirannya disambut dengan meriah di garis
finish. “Very well organized, mudah – mudahan di trip berikutnya pesertanya
semakin ramai dan pengen punya lebih banyak waktu di village agar bisa bonding
dengan anak-anak dan para ibu di sana,” ujar Ibu Bertha Natalia.
Setibanya
di SOS Children’s Village Medan, para peserta beserta para komunitas lari lokal
Medan, langsung bertemu dengan anak – anak dan para Ibu. Tidak lupa mereka juga
mengabadikan momen haru biru ini dengan berfoto bersama. Mereka sangat bahagia
bertemu dengan keluarga SOS Children’s Village Medan dan berharap ke depannya
akan ada Philan Trip berikutnya sehingga mereka bisa mengunjungi SOS Children’s
Villages lainnya yang ada di Indonesia.
“Senang
sekali bisa menjadi bagian dari rangkaian acara Philan Trip Medan. Bukan hanya
ikut berlari dan jalan-jalan seru di Kota Medan, tapi pengalaman paling
berkesan adalah bisa bertemu langsung dengan adik-adik di Village. Kalau bisa
dibuatkan rute lari yang tidak terlalu jauh, agar siapa pun bisa ikut berlari
sambil berdonasi. Tidak sabar untuk ikut di Philan Trip di kota-kota lainnya,”
ujar Putrianti Mayang Puspa (@sayasiputeri), influencer olahraga dan gaya hidup
sehat yang juga menjadi salah satu peserta Philan Trip Medan.
SOS
Children’s Village Medan adalah salah satu desa SOS yang dibangun sebagai
bentuk respon darurat terhadap bencana alam dalam membantu para korban tsunami,
khususnya anak – anak. Didirikan pada 4 Maret 2006, SOS Children’s Village
Medan, terdiri dari 15 rumah dan telah memberikan “rumah dan keluarga penuh
cinta” baru bagi 150 anak yang kehilangan pengasuhan orang tua karena tsunami
Aceh.
Perjalanan
Philan Trip ditutup dengan santap siang bersama di Tabona, sebelum para peserta
kembali ke kotanya masing – masing.
Melalui kegiatan Philan Trip ini, SOS Children’s Villages ingin
memberikan apresiasi kepada para donor yang telah mendukung anak – anak di SOS
Children’s Villages, berinteraksi dengan anak – anak juga para Ibu yang telah
mengasuh mereka sepenuh hati. Semoga semakin banyak masyarakat Indonesia yang
mau turut ambil bagian untuk mewujudkan misi #BangkitBersama keluarga rentan dan
anak - anak terdampak pandemi.
Tentang
SOS Children’s Villages
SOS
Children's Villages adalah organisasi sosial non-profit yang memberikan
pengasuhan alternatif yang berkualitas dan penguatan keluarga bagi anak-anak
yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua. SOS Children’s
Villages juga secara aktif menyuarakan pemenuhan hak untuk setiap anak,
terutama dalam hal pengasuhan. Didirikan pada tahun 1949 di Innsbruck, Austria,
SOS Children's Villages kini hadir di 136 negara termasuk Indonesia. Selama 50
tahun di Indonesia, SOS Children’s Villages mengasuh dan mendampingi lebih dari
7.200 anak yang berada di 11 kota di Indonesia, yaitu: Lembang, Jakarta, Bogor,
Semarang, Yogyakarta, Bali, Flores, Banda Aceh, Meulaboh, Medan, dan Palu. Untuk
informasi lebih lanjut, kunjungi: www.sos.or.id | @desaanaksos
SOS
Children’s Villages mengedepankan pengasuhan berbasis keluarga, dan kami
membentuk keluarga pengganti bagi anak-anak yang telah kehilangan pengasuhan
orang tua. Para Ibu dan Anak menjalin hubungan keluarga selayaknya keluarga
kandung (family-like care), sehingga kami sangat menghindari penggunaan
kata-kata seperti panti asuhan, anak asuh, ibu asuh, termasuk penggunaan kata
anak yatim/piatu yang diganti dengan anak yang telah kehilangan pengasuhan
orang tua. Di SOS Children’s Villages, kami juga sangat memperhatikan
kepentingan terbaik anak serta menjaga privasi mereka, sehingga informasi yang
berkaitan dengan latar belakang dan personal anak hanya dapat dibagikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dan tidak dapat disebarluaskan.(rel)