ACEH UTARA I Banjir beberapa waktu lalu menghanyutkan 3 dari 7 makam warga setempat akibat abrasi bibir Sungai Ara Keundo di Desa Geudumbak, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara.
Keberadaan 3 makam yang hilang masih dalam pencarian, kuat dugaan terseret arus sungai imbas abrasi yang menyebabkan longsor parah.
Sementara empat makam tersisa telah dipindahkan kepemakaman umum supaya lebih aman, adapun ke 4 makam yang dipindahkan tersebut terdiri dari 3 makam dewasa dan 1 makam anak-anak.
Khadijah (64) salah seorang keluarga pemilik makam menuturkan, semua makam yang berada dibantaran sungai tersebut merupakan keluarganya.
" Makam yang dipindahkan tersebut diantaranya 2 makam anak kandung saya bernama Hanafiah dan Iskandar merupakan korban konflik Aceh, 1 makam ibu mertua, 1 lagi cucu" ujar Khadijah, Kamis (26/1/2023).
Adapun makam yang hanyut dibawa arus air karena abrasi banjir, merupakan cicitnya. karena posisinya berada dideretan kedua lebih dekat kebibir bantaran sungai, jelas Khadijah.
Dirinya mengisahkan kekhawatirannya tinggal dekat sungai, saban hari arus air terus mengikis bibir sungai hingga mendekati rumahnya yang hanya tinggal sekitar 4 lagi, sedang sebelumnya berjarak belasan meter.
" Saya tinggal dirumah begini (seraya memperihat rumah reot - red) suami saya hanya bekerja sebagai pencari derma untuk pembangunan mesjid, jika pun ada yang bantu bangun rumah, kami tidak punya tanah lain, selain disini" ungkap khadijah dengan raut sedih terpancar dimuka wanita lansia itu.
Sementara Geuchik Desa Geudumbak Saiful Bahri, didampingi Tokoh masyarakat, Murdani, ketua Lembaga Acheh Future, Razali Yusuf serta Babinsa koramil 29 Langkahan, Koptu Wendi Kurniadi menambahkan, untuk biaya pemindahan makam warganya merupakan hasil swadaya bersama, kita berharap ada perhatian khusus dan Serius dari pemerintah untuk warga yang berada di dekat bantaran Sungai,
" Kami berharap semoga ada perhatian dari pemerintah dalam menangani masalah ini, supaya persoalan longsor ini segera teratasi, apalagi terhadap rumah sejumlah warga yang berada dibibir bantaran sungai", Ujarnya.
" Kiranya persoalan ini segera teratasi, kami berharap semoga ada bantuan, perhatian khusus serta solusi dari pemerintah, mengingat anggaran dari dana desa untuk saat ini sangat terbatas" tutup Saiful Bahri. (alman).