Sosialisasi Skrining Kesehatan, BPJS Targetkan Deteksi Dini Penyakit Peserta

Sebarkan:


BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan saat memberikan edukasi kepada faske tingkat pertama di Madina

MADINA | BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan menggelar sosialisasi skrining riwayat kesehatan dan pengelolaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di Kabupaten Mandailing Natal, Senin (29/05/2023).

Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi FKTP dalam menerapkan skrining riwayat kesehatan guna mendeteksi risiko penyakit pada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan, Iwan Adriady mengatakan, skrining riwayat kesehatan merupakan proses pengumpulan informasi tentang riwayat kesehatan peserta guna mendeteksi risiko penyakit yang mungkin dihadapi. Skrining dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seputar riwayat kesehatan, pola hidup, dan konsumsi makanan peserta.

“Skrining ini dapat diikuti oleh seluruh peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berusia minimal 15 tahun. Skrining dilakukan satu kali setiap tahun sebelum mengakses layanan di FKTP,” kata Iwan.

Dalam upaya mempermudah akses skrining, BPJS Kesehatan menyediakan berbagai platform, seperti aplikasi Mobile JKN, website resmi BPJS Kesehatan, chat assistance BPJS Kesehatan (CHIKA), dan aplikasi PCare FKTP. Dengan fitur-fitur ini, peserta dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara mandiri dan langsung mendapatkan hasilnya.

Iwan menjelaskan pentingnya skrining riwayat kesehatan untuk mendeteksi potensi risiko penyakit kronis, seperti diabetes melitus, hipertensi, gagal ginjal kronik, dan jantung koroner. Dengan mengetahui risiko sedini mungkin, peserta dapat segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sebelum penyakit berkembang.

“Hasil skrining riwayat kesehatan terdiri dari tiga kategori, yaitu risiko rendah, risiko sedang, atau risiko tinggi. Peserta dengan risiko rendah disarankan untuk melakukan perubahan perilaku hidup sehat dan konsultasi kesehatan kepada FKTP. Sedangkan peserta dengan risiko sedang atau tinggi direkomendasikan untuk mengunjungi FKTP guna melakukan skrining riwayat kesehatan secara langsung,” jelas  Iwan.

Untuk memastikan peserta telah melaksanakan skrining riwayat kesehatan sebelum mendapatkan pelayanan, petugas FKTP akan melakukan pengecekan. Jika peserta telah melaksanakan skrining, mereka akan langsung diarahkan ke poli layanan. 

Namun, bagi peserta yang belum melaksanakan skrining, petugas FKTP akan membantu mereka melalui aplikasi Mobile JKN atau tautan website yang disediakan.

Sebagai tahap awal, BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan sedang melakukan uji coba mandatori skrining pada sembilan FKTP di wilayah Tapanuli Bagian Selatan, dua di antaranya berada di Mandailing Natal. 

FKTP yang dipilih untuk uji coba ini merupakan FKTP dengan potensi kunjungan pasien yang tinggi, sehingga perlu adanya pengelolaan yang efektif agar tidak terjadi penumpukan pasien.

“Hingga bulan April 2023, terdapat tiga FKTP di Kabupaten Mandailing Natal dengan pencapaian pelaksanaan skrining riwayat kesehatan tertinggi berdasarakan persentase peserta terdaftar. FKTP tersebut adalah DPP Sofyan Hardi dengan persentase 15,69%, DPP Hasma Saleh dengan persentase 12,84%, dan Puskesmas Gunung Tua dengan persentase 8,56%," ungkap Iwan.

"Kami memberikan apresiasi dan berkomitmen untuk  tetap memberikan dukungan kepada seluruh FKTP lebih meningkatkan lagi pelaksanaan skrining,” tambahnya.

Menanggapi implementasi skrining riwayat kesetan, Kabid Yankes Dinkes Daerah Kabupaten Mandailing Natal, Asnidar Marbun, menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan skrining riwayat kesehatan. 

Asnidar menuturkan bahwa keberhasilan implementasi skrining riwayat kesehatan peserta juga merupakan bagian dari pencapaian kinerja dan program Puskesmas.

“Selaras dengan itu, di Puskesmas juga ada program Pos Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Penyakit Tidak Menular (PTM) sebagai upaya pengendalian faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat secara terpadu, rutin, dan periodik. Tujuan POSBINDU sama dengan skrining BPJS Kesehatan, yaitu untuk mendeteksi sedini mungkin faktor risiko PTM pada masyarakat yang merasa sehat dan melakukan intervensi untuk memodifikasi perilaku,” tutur Asnidar.

Asnidar juga menegaskan bahwa implementasi skrining riwayat kesehatan dapat menjadi momentun kolaborasi peningkatan mutu layanan antara Pemerintah Daerah, BPJS Kesehatan, dan FKTP. Ia berharap skrining kesehatan dapat meningkatkan kesadaran masyarkat untuk hidup sehat.

“Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining riwayat kesehatan meningkat, sehingga dapat mencegah risiko penyakit yang berpotensi terjadi. Pemerintah Daerah dan FKTP di Kabupaten Mandailing Natal siap mendukung dan melaksanakan skrining riwayat kesehatan secara maksimal demi kesejahteraan peserta JKN,” pungkas Asnidar. (Syahrul/ST).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini