UPT Puskesmas Beras Basah, Rizal didampingi Lurah Beras Basah,Zulkarnain sedang melakukan pemeriksaan kesehatan balita stunting, M Rasyah (2 tahun), Rabu (21/06/2023). (Foto Metro Online, co)
LANGKAT ! Camat Pangkalan Susu dan Ka. Kelurahan Beras Basah, bersama Ka. UPT Puskesmas Beras Basah bersinergi tangani balita kurang gizi (stunting) di Pangkalan Susu Langkat.
Balita itu bernama M.Rasya (2 tahun) dengan berat badan hanya 6.1 kg. Kini kondisi tubuhnya lemah, kedua kaki dan tangannya terlihat kaku, sesuai pantaun Metro Online di Puskesmas Beras Basah, Rabu (21/06/2023).
Awalnya diketahui bocah stunting itu, ketika Camat Pangkalan Susu, Agung Tritantyo, M.AP dan Lurah Beras Basah, Zulkarnain SE, secara kebetulan melintas dan melihat balita itu tidur di atas meja tempat ibunya berjualan di simpang Jalan Sandang Pangan, Pangkalan Susu.
Melihat sosok bai yang dalam kondisi memprihatinkan itu, Camat langsung mengontak Ka.UPT Puskesmas Beras Basah untuk melakukan penanganan secara cepat terhadap anak tersebut.
Untuk memastikan penanganan kasus stunting ini, Lurah Beras Basah pun meminta ibu bai tersebut segera membawa anaknya ke Puskesmas.
Menurut keterangan Putri Mutia (27), ibu kandung dari bai itu mengatakan, suatu ketika anak keduanya itu step atau panas tinggi, sejak itu putranya kurang bergairah makan.
Ditanya, kenapa terlambat membawa anaknya berobat ke Puskesmas, ia mengaku bingung sejak ditinggal suminya. Dulu kami tinggal di Pekan Baru, setelah aku dan anak-anak-ku di tinggal pergi ayahnya, kami pun pulang kampung dan tinggal bersama orang tua di Pangkalan Susu.
"Kami mengontrak rumah di Lingkungan III Kebun Kelapa, Kel Beras Basah, kami orang susah tak punya uang untuk membawa anakku berobat ke rumah sakit," ujar Putri Mutia dengan nada sedih.
Camat Pangkalan Susu, Agung Tritantyo mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten Langkat untuk penanganan anak stunting tersebut.
"Kita akan berupaya melakukan yang terbaik bagaimana caranya agar anak itu bisa mendapat penanganan medis secara intensif di rumah sakit," ucapnya.
Sementara itu, Lurah Beras Basah, Zulkarnain mengatakan, pihaknya juga akan membantu penanganan anak yang mengalami gizi buruk itu.
"Saya sudah minta kartu keluarga (KK) dan KTP-nya ibu anak itu untuk kemudian kita uruskan agar mereka menjadi penduduk Langkat. Dengan demikian akan mempermudah urusan BJS, dan urusan lainnya," kata Lurah.
Masalah gizi buruk, lanjutnya, akibat kurangnya asupan gizi terhadap bai dan ibu hamil mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak balita, ucap Zulkarnain.
Sedangkan Ka. UPT Puskesmas Beras Basah, Rizal S.KM yang ditemui Metro Online di ruangan kerjanya mengatakan, selain menderita stunting, balita itu mengalami penyakit penyerta.
Penyakit penyerta itu berpotensi membuat anak itu malas makan sehingga menyebabkan dia masuk kategori stunting.
Seyogianya anak itu sudah mendapat perawatan medis secara intensif di rumah sakit, namun terkendala karena anak itu belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), katanya.
"Saat ini pihaknya fokus pertama dalam menangani penyakit penyerta yang diderita sang bai, dan kemudian akan memberi makanan tambahan untuk menambah gizi," ucap Rizal S.KM kepada Matro Online, seraya meminta orangtua balita itu rajin membawa anaknya ke Puskesmas.(ls/lkt1)