Dokumen foto. (MOL/Ist)
MEDAN | Sekira ratusan massa tergabung dalam organisasi Pemuda Batak Bersatu (PBB) melakukan aksi damai di depan Balai Kota Medan, Kamis (8/6/2023) menolak keras aksi intoleran dan paham radikalisme.
Walikota Medan Bobby Nasution langsung menemui massa unjuk rasa damai dan menegaskan mendukung sepenuhnya tuntutan mereka.
Hal tersebut lewat pengeras suara spontan mendapat apresiasi dari Ketua DPC PBB Kota Medan Dolli Sinaga. Menurutnya, dari begitu banyak aksi yang telah dilakukan jarang sekali pemimpin yang turun menemui peserta aksi.
"Kami sangat bangga dan apresiasi penuh, dari aksi-aksi sebelumnya yang telah dilakukan jarang itu pimpinan mau langsung turun dan berdiri di mobil Pickup, luar biasa ini pemimpin yang harus kita puji," kata Dolli Sinaga
Aksi damai yang menuntut agar pemerintah sesegera mungkin menyelesaikan segala permasalahan berbau intoleran dan radikal yang baru-baru ini viral di media sosial di Kota Medan, ternyata sudah difasilitasi oleh Pemko Medan.
"Apa yang telah disampaikan Pak walikota rupanya berbeda dari yang kami terima. Rupanya sudah ada tiga tempat poin yang difasilitasi oleh Pemko Medan terkait kasus jemaat Gereja Elim Kristen Indonesia (GEKI) di Medan Marelan," ujar Dolli.
Bahkan, lanjut Dolli, sampai kantor Walikota Medan pun diizinkan oleh Bobby Nasution untuk jemaat GEKI melaksanakan ibadah. "Apa yang disampaikan beliau akan kami sampaikan ke GEKI. Selain itu apa yang kita tuntut yakni menolak intoleransi dan radikalisme juga tidak dikehendaki oleh Bobby Nasution," sebutnya.
Kebebasan Beribadah
Sebelumnya Walikota Bobby Nasution mengungkapkan aspirasi dari masyarakat yang tergabung dalam organisasi PBB dari poin yang disampaikan Pemko Medan setuju. Masyarakat Kota Medan harus dapat merasakan bagaimana kebebasan beragama dan beribadah.
"Tadi mereka sampaikan pemerintah harus menjadi fasilitator, namun hal itu sudah Pemko Medan lakukan. Bukan karena viral tetapi dari tahun 2022 kemarin kami sudah memfasilitasi bagaimana jemaat GEKI untuk beribadah," tegas Bobby.
Dijelaskan Bobby Nasution persoalan pertama itu adalah adanya kelompok yang mengatasnamakan warga setempat yang tinggal disekitar area Gereja GEKI di Marelan tidak mengizinkan. Namun surat dari Kelurahan, Kecamatan, FKUB dan Kemenag Kota Medan dan Dinas Perkim hari ini menyampaikan boleh digunakan oleh jemaat GEKI untuk beribadah.
"Sebelum surat tersebut dikeluarkan dan sebelum jemaat GEKI melakukan ibadah di depan Kantor Walikota, kami sudah memberikan tiga opsi di bulan Desember 2022. Opsi pertama yang kami berikan, kami akan menyewakan tempat yang dipilih oleh Jemaat GEKI yang akan difasilitasi oleh Pemko Medan.
Kedua boleh menggunakan kantor FKUB dan ketiga boleh menggunakan aula Kantor Kemenag Kota Medan," jelas Bobby Nasution sembari menyampaikan opsi tambahan juga telah diberikan yakni mempersilahkan Jemaat GEKI untuk beribadah di dalam Kantor Walikota Medan.
Selanjutnya Bobby Nasution menegaskan siapapun yang ikut campur dalam permasalahan ini yang mungkin kepentingannya untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok tertentu diminta untuk tidak ikut-ikutan.
"Sebab Kota Medan ini damai, Medan ini toleransinya tinggi, jangan untuk kepentingan pribadi mau memecah-belah kota Medan. Kami juga sepakat dengan tuntutan yang disampaikan, tentunya menjadi poin penting dalam aksi ini," tegas Bobby Nasution. (ROBERTS/Rel)