PERCUT SEI TUAN | Ratusan warga Jalan Pasar 8 Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumatera Utara akan berunjuk rasa ke Kantor Camat Percut Sei Tuan, pada Senin (3/7/2023) pagi.
Apa pasal? Warga yang tergabung dalam Forum Peduli Masyarakat Gambir Bersatu (Forum PEMAGAR) Percut Sei Tuan tak terima keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Pajak Gambir yang sangat mengganggu.
Persoalan PKL Pajak Gambir sudah lama, namun tak ada titik terangnya dari pemerintah, terutama pihak Kecamatan Percut Sei Tuan.
Walau terjadi penggusuran untuk menertibkan PKL dinilai hanya lipstik semata. Pasalnya, sehari setelah digusur PKL kembali menguasai lapaknya. Padahal lapak jualan merupakan jalan umum dan berada di atas parit.
"Kami tak melarang pedagang mencari nafkah, tapi kalau mengganggu begini kami para warga yang resah," ujar Sri, salah seorang warga kepada wartawan, Jumat (30/7/2023).
Tambah Sri, selain pedagang menggunakan jalan dan parit untuk lapak jualan, pedagang ikan dengan sesukanya membuang limbah ke badan jalan sehingga mengeluarkan bau busuk.
"Sampah-sampah berserakan di badan jalan, juga bau busuk menyengat karena limbah ikan dibuang sembarangan," tambahnya.
PUNGLI
Sementara keberadaan PKL menjadi ajang pungli bagi pihak-pihak tertentu. Pasalnya, lapak jualan yang hanya satu meter lebarnya dijual hingga Rp 10 juta lebih.
Selain itu, pungutan liar dari pedagang setiap hari terus berlangsung. Mulai alasan keamanan, kebersihan dan lainnya.
Untuk itu, Sri minta Kepolisian mengusut atau menangkap pelaku pungli di kawasan tersebut.
Amatan wartawan, kawasan Jalan Pajak Gambir sangat semrawut. Jalan selebar hampir 7 meter tersebut setiap harinya payah dilintasi mobil, terutama mobil besar karena pedagang menjajakan dagangannya hingga ke badan jalan.
Juga sampah berserakan di badan jalan serta parit dipenuhi sampah.
Untuk menghindari kemacetan warga terpaksa mengambil jalan pintas ke Jalan Baru. (ka)
