 |
| Hadi saat diwawancarai metro-online.co di depan sekolah Sariputra Sadabuan Kota Padangsidimpuan |
PADANGSIDIMPUAN | Seorang pria paruh baya keturunan Jawa Melayu ini terpaksa hidup jadi gelandangan di Kota Padangsidimpuan, pasalnya ia tidak memiliki ongkos untuk pulang ke kampung halamannya.
Informasi yang dihimpun metro-online.co dilapangan, pria tersebut bernama Hadi, 55. Ia merupakan warga Kota Medan Marelan Provinsi Sumatera Utara. Kepada metro-online.co Hadi menceritakan kalau ia sudah tiga tahun hidup gelandangan di Kota Padangsidimpuan.
"Saya sudah tiga tahun di Padangsidimpuan ini, sejak 2020 itulah. Awalnya saya di ajak dan dijanjikan teman bekerja sebagai kuli bangunan di wilayah Batangtoru, tapi pekerjaan itu ternyata tak ada, hanya janji saja," ucap Hadi kepada metro-online.co, saat berjumpa diseputaran Sadabuan depan Sekolah Sariputra, Kota Padangsidimpuan, Kamis (22/6/2023).
Kemudian dikatakan Hadi, ia pun melangkahkan kakinya menuju Kota Padangsidimpuan setelah pekerjaan yang dijanjikan temannya itu hanya janji tinggal janji.
Tiga tahun di Padangsidimpuan Hadi terpaksa hidup jadi gelandangan. Setiap hari ia tidur di teras warung milik warga yang sudah tutup. Ia makan dari belas kasihan orang dan terkadang orang menyuruhnya untuk menyapu halaman kemudian diberi upah seadanya.
"Kalau malam saya tidur dimana ada warung yang sudah tutup, soal makan ya, kadang ada orang yang kasi uang kadang ada yang nyuruh bersihin halaman rumah orang, trus dikasi uang," jelasnya.
Ketika metro-online.co menanyakan tentang keluarga, Hadi pun tertunduk. Ia menjawab kalau ia dan istrinya sudah berpisah dan memiliki dua orang anak laki-laki yang bernama Putra dan Samsul yang sekarang tinggal di Kota Medan.
Sekarang Ia sudah hilang kontak dengan keluarganya, namun Hadi berharap, Ia dan keluarganya bisa bertemu kembali.
"Pengen pulang sebenarnya, cuman ngak ada ongkos," ungkapnya. (Syahrul/ST).
