DELISERDANG | Hingga saat ini PT Perkebunan Nusantara 2 ( PTPN2) terus berupaya maximal membayar Santunan Hari Tua ( SHT) pada pensiunan karyawan yang telah mengabdi di Perusahaan. Hal itu disampaikan oleh Direktur PTPN2 Iwan Perangin Angin melalui Kabag Sekretariat Perusahaan Henny Mailena Siregar didampingi Kasubag Humas Rahmat Kurniawan dalam siaran persnya dilansir metro-Online co. Sabtu 16/9/2023. PTPN2
Mailena menyebutkan, dari data yang ada, sejak Tahun 2018 jumlah pembayaran SHT terus meningkat. Mulai dari Rp.1, 426 Milyar lebih (Tahun 2018) naik menjadi Rp 24 Milyar lebih (2019), Rp.31,973 Milyar (2020), naik lagi menjadi Rp. 145,807 Milyar (2021), dan Rp.231,826 Tahun 2022 serta Tahun 2023 sampai September sudah disalurkan sebesar Rp 94,204 Milyar untuk 58 orang Karyawan Pimpinan dan 1.221 orang Karyawan Pelaksana.
Total SHT yang sudah dibayarkan sebesar Rp 529.244.420.633, dan sisa yang belum dibayarkan hanya sebesar Rp 116 Milyar lagi.
“Target perusahaan, Tahun 2023 SHT selesai dibayarkan seluruhnya. dan di Tahun 2024 setiap karyawan yang pensiun langsung bisa menerima SHT,” ucap Mailena
Mailena berharap para pensiunan karyawan yang belum menerima hak-hak mereka seperti SHT agar memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan dan bersabar. Mengingat semuanya harus melalui proses karena jumlah pensiunan karyawan di PTPN2 cukup besar.
Ditegaskannya bahwa SHT ini tidak pernah dipotong melalui gaji karyawan, tapi SHT ini semata-mata merupakan santunan perusahaan dalam bentuk perhatian perusahaan kepada karyawan yang telah mengabdi di perusahaan dan berkelakuan baik.
“Kita sangat berharap para pensiunan karyawan bersabar dan tidak mudah terprovokasi pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.Percayalah, perusahaan tidak akan bertindak sewenang-wenang. Semua hak-hak pensiunan karyawan akan dibayarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama ini,” jelas Henny Mailena Siregar.
Sementara itu ahliwaris dan Pensiunan karyawan yang saat ini bari menerima pencairan SHT yang selama ini dinantikan merasa haru bercampur bahagia. Salah satunya adalah Salimin (66) pensiunan Karyawan PTPN2 Kebun Bukit Lawang tahun 2012 dinas terakhir kap kontrol. Duda (istri meninggal)dengan 3 orang anak tersebut sangat berharap dengan keluarnya SHT ini.
"Saya berterima kasih banyak kepada PTPN2 semoga semakin maju terus. Terima kasih banyak juga kepada Bapak Direktur PTPN2. Saya minta izin maaf jika ada kesalahan selama ini di perusahaan mohon dimaafkan. Manajer, Asisten, Mandor I baik sekali kepada kami," ucap Salimin.
Salimin juga mengucap syukur karena sebelumnya memang berharap dapat segera menerima SHT.
"Alhamdulillah, berkat uang SHT ini saya bisa bikin rumah di kampung yang selama ini saya menumpang. Sekarang sudah punya rumah sendiri," ucapnya terharu.
Hal senada disampaikan Arif Iwan Kesuma (56) pensiunan PTPN2 Kebun Tanjung Garbus (TGP) tahun 2023 yang bekerja sebagai krani upah.
Menurutnya, mengurus SHT simpel tidak dipungut apapun. Hanya melengkapi persyaratan KPTS pensiun, fotocopy rekening bank, fotocopy KTP dan berita acara pengosongan rumah karyawan.
“Alhamdulillah dalam pengurusan SHT tidak dipungut biaya apa-apa, tidak ada dipersulit dari petugas pengurus SHT," ungkap Arif.
Atas hal ini Arif juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Management PTPN2 yang telah memperhatikan para pensiunan dalam pengurusan SHT. Ditambahkan lagi pengurusannya tidak dipungut biaya apapun.
"Kami bisa mengurus langsung ke kantor direksi tanpa perantara sehingga transparan, tidak ada yang disembunyikan dan kami sangat berterima kasih sekali kepada Management PTPN 2 karena tidak ada dipersulit," terang Arif Iwan Kesuma.
Secara terpisah Sinta Friska Beru Ketaren (22) ahli waris almarhum Ganepo Karo-karo Ketaren pensiun 2019 karyawan di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) KWS sebagai Operator Pengolahan juga menuturkan proses gampang dan tidak dipungut biaya.
Sinta mengucapkan banyak bersyukur masih bisa melanjutkan studi apalagi saat menerima uang SHT itu, sangat berguna bagi kami anak-anaknya yang sudah ditinggalkan.
" Mungkin kalau uang SHT tidak ada, kami tidak tau tinggal dimana. Tapi dengan uang ini kami bisa mungkin membangun rumah sederhana untuk ditempati besok. Terima kasih untuk direksi yang sudah membayarkan tanpa ditahan dan proses yang tidak lama. Juga dibayarkan melalui transfer bank," pungkas Sinta.( Wan)