LANGAKAT | Pembangunan peningkatan jalan Rabat Beton di Dusun IV Desa Sei Tualang, Kecamatan Brandan Barat Langkat diduga tak sesuai bestek.
Rabat beton 2 meter x 200 meter dengan sumber dana desa (Desa) T.A 2023 sebesar Rp 45 juta itu dikerjakan secara manual swadaya warga setempat.
Proyek sepanjang 200 meter dicor dengan adukan manual, bukan menggunakan mesin molen co rsehingga diragukan daya rekatnya tidak seperti diharapkan.
Selain itu, ketebalan cor beton sepanjang 200 meter jalan itu diduga tak sesuai dengan bestek, sesuai pantauan beberapa wartawan, termasuk Metro Online yang turun langsung ke lokasi proyek baru baru ini.
Ironisnya, proyek rabat beton dibangun di lokasi yang tidak ada penghuninya. Kalau pun disitu ada satu rumah, tapi tidak ada penghuninya, sementara di dusun yang lain yang penduduknya relatif banyak, disitu tak dibangun jalan rabat beton.
Ketebalan coran beton diduga tak sesuai dengan bestek, sehingga proyek itu dikuatirkan tidak akan bertahan lama, ujar narasumber Metro Online, warga Desa Sei Tualang yang meminta namanya dirahasiakan.
Kepala Desa Sei Tualang, Samsul Bahri yang dikonfirmasi Metro Online di ruangan kerjanya mengatakan, "kalau wartawan melihat ketebalan coran beton ditengarai tidak sesuai bestek, nanti akan kita cek kebenarannya,"ucap Kades.
Disinggung kenapa material bangunan semen, pasir dan batu kerikil dikerjakan secara manual, bukan menggunakan mesin molen, "ya itu sudah kesepakatan kami" jawab Kades.
Proyek itu dibangun di lokasi tersebut, karena pemilik tanah bersedia menghibahkan tanahnya untuk lokasi proyek itu. Meski tidak ada rumah di lokasi itu, tapi petani kebun memerlukan jalan rabat beton itu, ujarnya.
Ditanya, masih ada lagi jalan dusun yang kondisinya rusak, kenapa bukan itu yang diprioritaskan, jawabnya, tidak ada warga yang bersedia menghibahkan tanahnya, sebut Kades.
Jika seperti ini yang dikerjakan pihak tim pelaksana proyek sungguh sangat miris sekali, dan diduga pembangunan yang di dikerjakan tidak memiliki kualitas seperti diharapkan sehingga patut diduga sarat korupsi, terang narasumber.(ls/lkt1)