Teks Foto: Terlihat dalam gambar Vidio belasan anak murid SDN 056642 Kampung Baru terpaksa melewati lumpur tebal diatas permukaan anak paluh (anak sungai) untuk mengikuti ANBK di salah satu SDN di Kota Kec. Pangkalan Susu, Selasa (31/10/2023). (Foto Dok:Metro Online, co)
LANGKAT | Belasan peserta didik dari SDN 056642 Kampung Baru, Desa Pangkan Siata terpaksa berjibaku berjalan kaki untuk melewati lumpur tebal menuju tempat dilaksanakannya Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di SDN 4 Jalan Pelabuhan, Kecamatan Pangkalan Susu, Kab Langkat, Selasa (31/10/2023).
Selain itu, anak anak didampingi guru dari dusun Kampung Baru itu, juga harus menuruni tangga kayu tambatan perahu hingga ke permukaan lumpur, lalu kemudian berjalan kaki relatif jauh menuju perahu bermesin di tengah anak sungai.
Kondisi medan yang cukup berat seperti itu harus mereka lalui, karena air laut saat itu sedang surut (air timpas) sehingga perahu bermesin yang akan mereka tungganggi tidak bisa merapat ke tambatan perahu.
Bahkan dua orang guru yang mendampingi anak didik, mereka terpaksa berjalan dari akar pohon mangrove ke akar pohon lainnya untuk menuju perahu yang akan mereka tunggangi.
Medan berat seperti itu sangat berpotensi mengundang bahaya, sebab jika kakinya terpeleset saat melangkahkan kakinya di atas akar kayu, maka tidak mungkin guru-
guru tersebut akan jatuh terjerembab ke permukaan lumpur tebal, ujar Djangta Sitepu, S.Pd, pemerhati pendidikan di Pangkalan Susu kepada Metro Online, Selasa (31/10/2023).
Ia mengaku sangat prihatin melihat kondisi akses jalan yang begitu sulit untuk dilalui yang bukan saja murid dan guru, tapi juga masyarakat umum lainnya yang akan pergi berbelanja ke pasar tradisional Pangkalan Susu.
Sampai ada yang meminta tolong, "pak Presiden tolong lihat keadaan kami, lihat lah kami yang hendak mau berangkat ANBK untuk mencerdaskan anak bangsa, demi masa depan anak anak bangsa, ucap seorang guru".
Jika saja pemerintah mempersiapkan perangkat komputer berikut sarana dan prasarana (Sarpas) lainnya untuk itu, anak didik dari dusun pesisir pantai itu tidak perlu harus ke sekolah di kota Kecamatan Pangkalan Susu untuk mengikuti ujian ANBK.
Sitepu berharap agar Pemkab Langkat membangun tambatan perahu yang permanen, serta melakukan pengerusakan dasar paluh (anak sungai) sehingga ke depan anak anak sekolah, maupun guru, termasuk masyarakat umum tidak lagi mengalami kesulitan melewati akses jalan seperti sekarang ini, ujarnya.
Jarak tempuh dari dusun terpencil itu menuju Kecamatan Pangkalan Susu dengan menumpang perahu bermesin, bisa menghabiskan waktu 1,5 jam, ungkapnya.(ls/lkt1)