Wabup dalam kesempatan ini menyebutkan, pihaknya saat ini aktif melaksanakan pembangunan infrastruktur fisik, namun hal tersebut akan sia-sia jika tidak dibarengi dengan hal-hal penting lain salah satunya pengentasan stunting.
“Masih tingginya prevalensi stunting pada balita menjadi masalah besar dalam upaya membentuk yang mandiri dan berkualitas. Sehingga, diperlukan upaya untuk melakukan penataan kembali berbagai sektor, antara lain di bidang pengelolaan daya alam, sumber daya manusia, lingkungan dan kelembagaannya
Menurut Wabup Sergai, keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Pembentukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas perlu adanya generasi penerus dalam sebuah keluarga yang diasuh dan dididik dengan baik.
“Oleh karena itu seluruh keluarga yang memiliki balita perlu pendampingan dalam pola asuh yang benar. Melalui kelas orang tua hebat (KERABAT) dalam kelas pengasuhan balita dipergunakan sebagai wadah bagi keluarga yang mempunyai anak balita untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesadaran dan sikap orang tua serta anggota keluarga dalam mengasuh dan mendidik balita serta membina tumbuh kembang anak melalui stimulasi fisik, intelektual, emosional, spritual, sosial dan mental. Sehingga melahirkan generasi yang tangguh dan unggul siap berinovasi dan berkompetisi dalam memajukan Kabupaten Sergai,” ucapnya.
Selain itu, Adlin Tambunan menyebut KERABAT juga menyasar pada calon pengantin (catin), pasangan usia subur (PUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak berusia 0-59 bulan, yang nantinya diharapkan menjadi layanan yang efektif dalam mewujudkan perubahan perilaku di tingkat keluarga.
Masih lanjut Wabup, dalam sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, program KERABAT dan kelas pengasuhan pada balita merupakan sebagai bagian dan strategi dalam percepatan penurunan stunting.
“Hal ini menjadi tantangan dan tanggung jawab yang harus kita tangani secara serius dan sinergis dalam menumbuh kembangkan kerabat dan kelas pengasuhan benar-benar menjadi ujung tombak dalam percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Sergai,” ucapnya.
Terakhir ia menyebut, jika seluruh pihak bekerja dengan baik, bersungguh-sungguh dan ikhlas, maka dirinya sangat berkeyakinan bahwa kerabat dan kelas pengasuhan akan memberikan hasil yang nyata dalam penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Sergai.
“Untuk itu peningkatan komitmen, dukungan dan kerja keras kita semua, PKB/PLKB, kader, lintas sektor dan masyarakat akan mewujudkannya. Pada tahun 2024 prevalensi stunting di bawah 14% akan terwujud,” tandasnya.
Kepala Perwakilan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sumut Dr. Munawar Ibrahim, S.Kp, MPH menyampaikan stunting adalah masalah serius yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
“Hal ini tidak hanya memengaruhi masa kanak-kanak mereka, tetapi juga akan berdampak pada bagaimana Indonesia akan kita wariskan kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, saat ini adalah saat yang tepat untuk memberikan perhatian penting dan khusus dalam penanganan stunting,” katanya.
Menurutnya para ibu memiliki peran yang sangat penting dalam pola asuh dan perkembangan anak-anak.
“Kita semua menginginkan anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang hebat, dan itulah mengapa pola asuh anak yang baik sangat penting. Mulai dari pasca kehamilan hingga anak-anak berusia 2 tahun, kita harus merawat mereka dengan baik. Masa depan Indonesia bergantung pada generasi muda kita. Tidak ada gunanya membangun infrastruktur yang megah jika sumber daya manusia kita kalah dengan negara lain. Oleh karena itu, peningkatan sumber daya manusia harus menjadi prioritas,” pesannya.
Hadir dalam kegiatan ini Asisten Pemerintahan Umum Nina Deliana Hutabarat, S.Sos, M.Si, Kepala Dinas P2KBP3A, dr. Helminur Iskandar Sinaga, M.Kes, beserta jajaran. (HR/HR)