Aliansi Aktifis Sumut Gelar Mimbar Demokrasi di Makam Pahlawan, Singgung Politik Dinasti dan Neo Orba

Sebarkan:

MEDAN | Aliansi aktifis Sumut yang bergabung dalam Front Demokrasi Sumatera Utara (FDSU) menggelar mimbar demokrasi di Makam Pahlawan, di Jalan Sisingamaraja, Medan, Kamis (7/12/2023).


Dalam mimbar bebas itu, massa menyingung politik dinasti dan bangkitnya orde baru. 


"Demokrasi itu seharusnya taat pada konstitusi. Tapi hari ini atas nama kekuasaan, demokrasi telah dirusak oleh sekelompok elit-elit kekuasaan di negara ini. Politik dinasti harus kita tolak. Politik dinasti mematikan semangat orang-orang muda," ucap Koordinator FDSU, Jhonny Sitompul dalam orasinya politiknya. 


"Demokrasi hari ini tidak berpihak lagi kepada rakyat. Ini bentuk-bentuk pengkhianatan terhadap pancasila dan pengkhianatan terhadap nilai-nilai reformasi," tegasnya.

Iapun mengajak masyarakat Sumatera Utara, untuk tidak takut menyuarakan demokrasi. Selain itu, Jhonny juga menyinggung kontestasi pemilu, yang menurutnya diduga sarat akan kecurangan. 


Demikian juga aktifis Gerak 98 Sumut, Mian Silalahi dan AB Manurung mengingatkan akan bangkitnya kembali Orde Baru. Kami mengingatkan kembali tuntutan kawan-kawan mahasiswa 25 tahun silam yaitu Hapus KKN, Demokratisasi dan Cabut Dwifungsi ABRI. Realitas yang kita hadapi sekarang, dalam hal korupsi rezim saat ini merupakan rezim terkorup di era reformasi dimana 6 menteri dan 1 wamen menjadi terdakwa korupsi, begitu juga nepotisme semakin kasat mata dengan mengebiri konstitusi demi langgengnya kekuasaan. Dalam hal demokratisasi, AB Manurung sangat menyayangkan penangkapan seorang aktifis 3 hari lalu dan ini termasuk dalam hal pelanggaran HAM.


Ditambahkan juga oleh Mian Silalahi bahwa salah satu hasil gerakan reformasi adalah terpisahnya institusi Polri dan TNI dengan TAP MPR No.VI/MPR/2000. Kami meminta agar TNI dan Polri mengambil sikap netral dalam kontestasi politik 2024 nanti. Gerak 98 Sumut juga menolak UU No.20 tahun 2023 tentang ASN dimana prajurit TNI-Polri bisa mengisi jabatan sipil.


Kemudian, perwakilan tokoh pers Sumut, Idris Pasaribu yang turut memberikan orasi bebasnya, mengajak seluruh massa aksi untuk mengawal demokrasi. 

"Suara demokrasi adalah suara rakyat. Saya hanya minta hidupkan demokrasi ditengah-tengah rakyat," ucapnya. 


Amatan wartawan,  massa yang mayoritas Gen-Z ini, tampak membentangkan poster dan spanduk dengan berbagai tulisan kekecewaan. Usai menyampaikan mimbar bebas, puluhan massa pun membubarkan diri dengan tertib. (Alfredo/Edo)

Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar