LANGKAT | Keberadaan sumur-sumur minyak dan gas bumi di daerah operasi Pertamina EP Pangkalan Susu diharapkan kembali lagi seperti tahun 70-han. Peningkatan produksi migas menjadi impian masyarakat khususnya di Kecamatan Pangkalan Susu, Kab Langkat, Sumatera Utara.
Masa keemasan Pertamina EP Field Pangkalan Susu saat itu, selain tersedianya lapangan pekerjaan bagi warga setempat, bahkan dari luar daerah, juga peningkatan ekonomi, namun kini produksi migas di daerah ini sudah jauh menurun.
Kemerosotan produksi disebabkan kegagalan-kegagalan yang terjadi karena pencaharian ladang-ladang ladang migas di wilayah operasional Pertamina EP Pangkalan Susu tidak kunjung membuahkan hasil migas.
Menurut catatan Metro Online, proyek eksplorasi yang sama sekali tidak menghasilkan migas, yakni pengeboran di lokasi sumur tepatnya di Desa Lubuk Kasih, Kec. Brandan Barat, Kab Langkat. Selain itu, juga dilakukan pengeboran di Desa Pangkalan Siata, Kec. Pangkalan Susu, juga mengalami nasib yang sama.
Pengeboran kembali dilakukan di lokasi Sei. Pucuk, Kelurahan Pekan Besitang, tidak berhasil menemukan cadangan potensi migas.
Kegagalan serupa juga terjadi pada proyek Benggala I, Benggala II dan Benggala III di Kecamatan Binjai, Kab Langkat, dan di daerah lain. Mega proyek dengan nilai investasi cukup besar ini sangat tidak sesuai dengan eskpektasi.
Upaya pengeboran sumur-sumur migas baru lima tahun terakhir ini nyaris tidak menghasilkan produksi migas yang mengakibatkan produksi minyak dan gas bumi di daerah ini merosot tajam.
Sementara harapan masyarakat di daerah ini sangat berharap kepada pihak manajemen Pertamina EP agar terus melakukan upaya pencaharian sumur-sumur migas yang berpotensi menghasilkan migas.
Saya sangat merindukan kejayaan Pertamina seperti di tahun 70-an yang menghasilkan produksi migas yang signifikan. Sehingga lapangan pekerjaan akan terbuka kembali khususnya bagi warga "kota minyak" Pangkalan Susu, ujar Ketua Karang Taruna Kecamatan Pangkalan Susu, Raynol Panggabean kepada Metro Online.
"Sejak produksi migas merosot tajam di daerah ini, kondisi ekonomi masyarakat jauh menurun. Padahal semasa ke emasan Pertamina EP, lapangan pekerjaan sangat terbuka luas yang dapat mendongkrak perekonomian, termasuk pendapatan bagi hasil yang di peroleh Pemkab Langkat khusunya dan umumnya Provinsi Sumut," ungkapnya.
Humas Pertamina EP Zona I Pangkalansusu Field, Wahyu, dikonfirmasi Metro Online, Selasa (30/07/2024), mengatakan kegagalan pengeboran sumur-sumur migas merupakan sebuah risiko. "Bisnis di bidang migas modalnya cukup besar dan risikonya juga cukup besar," ujarnya.
Disinggung kenapa pengeboran acap gagal, padahal sebelumnya telah di lakukan perekaman data melalui seismik. Wahyu menjelaskan, bisa saja hasil seismik potensi minyak terekam ada, tapi ketika dibor hasilnya tidak ada.
Saat ini, kata dia, hasil produksi minyak mentah rata-rata 300 barel per hari di Pertamina EP Pangkalan Susu. Untuk tahun 2024 ini, Pertamina EP Pangkalan Susu akan melakukan pengeboran di tiga titik sumur di lokasi Securai A2 tepatnya di Desa Lubuk Keetang, Kec. Brandan Barat.
Sementara rencana pengeboran tahun 2025 yang akan datang masih dalam kajian, Sejauh ini pihaknya belum menentukan titik-titik sumur migas yang akan dilakukan pengeboran. "Pertamina EP masih mengajukan program ke SKK Migas," ungkapnya.(ls/lkt1)